12 Mei 2016

Horeee... Akhirnya Wisuda

Iya, betul. Salah satu moment yang sangat digemari mahasiswa selain liburan, piknik, dan menguras habis kekayaan orangtua adalah wisuda. Walaupun kata banyak media, wisuda mencetak calon pengangguran, bodoh amat. Yang penting satu fase sudah terlampaui dan memulai fase berikutnya. Memang begitulah alur hidup sekarang.

Untungnya, Ma’had Aly Hasyim Asy’ari memberikan fadholnya. Kalau tidak, pasti sudah D.O dari dulu. Bagaimana tidak, delapan sampai sembilan tahun kuliah (enam belas semester) masih dianggap mahasiswa. Tentunya, kebijakan seperti itu berbeda dengan yang sekarang. Adek kelas saya harus mengulangi satu tahun karena tiga mata kuliah dianggap gagal, absen tidak memenuhi standar dan dilarang ikut ujian.

Sempat tidak percaya juga kalau wisuda itu seneng. Nggur ngantri naik panggung, salam-salaman dengan rektor dan beberapa dosen,kemudian photo-photo. Ditambah lagi harus iuran, ntah bagaimana nalarnya. Bukankah sudah bisa dijadikan modal usaha kecil-kecilan di tangan pengusaha?

Pernah celotehan itu saya lontarkan ke Ibu dan direspon pendek olehnya, “aku mbandani kuliah kuwi ya pingin ngrasakne seneng ndilok hasil marine, hadir ning wisudamu koyok tonggo liane.”Perasaan saya tidakpuas menerima alasan itu, wisuda terpaksa harus ditunda lagi. (Hehehe)

Di akhir tahun 2014, jawabannya muncul di Cape Town Afrika Selatan.“Hidup itu, kalau ndak bisa bermanfaat bagi orang lain, ya jangan menyusahkan orang lain. Kalau ndak bisa menyenangkan orang lain, ya jangan menyedihkan orang lain, terutama Orangtuamu.”Statement simpel ini kemudian mengingatkan pada keinginan Ibu untuk melihat anaknya wisuda. Maka saya awali wisuda diploma di Madina Institute, saya kirimkan photonya ke Ibu.

Wow, alangkah kagetnya, seketika itu langsung ditelpon dan mengucapkan selamat dibubuhi cerita banyak hal kondisi rumah. Kata para tetangga saat sudah kembali ke rumah, Ibu banyak cerita tentang wisuda anaknya dulu.

Pulang ke tanah kelahiran, saya kuatkan tekad untuk wisuda Mahad Aly yang sudah tertunda bertahun-tahun. Lobi minta belas kasihan para masyayikh Ma’had Aly. Alhamdulilah terkabulkan. Walaupun sebenarnya was-was juga. Jangan-jangan beliau mengabulkan lobi itu, karena sudah muak dengan wajah saya yang menjengkelkan, lantas dikabulkan agar tidak nongol lagi? Semoga tidak. Hehehe
Wisuda 30 Mei 2016 besok alasannya simpel. Ingin menyenangkan hati Ibu, semoga termasuk dalam golongan orang-orang yang Birrul Walidain (berbakti kepada orangtua). Bukan seperti celotehan teman saya, bahwa wisuda itu untuk menambah gelar, mendapatkan kemapanan kerja dan gaji layak, belum tentu juga, bodoh amat.
Usahamenyenangkan hati orang orangtua semoga termasuk dalam rincian Birrul Walidain. Semoga para masyayikh yang membantu usaha ini juga mendapatkan pahalanya. Amin!

Horeee... Saya akan menyenangkan hati orangtua, saya wisuda!
**
Yayan Mustofa (Alumnus 2011-2012)

Related Posts

0 komentar: