30 November 2015

Pak Kom Tolong "Colek" Kami

Bicara persoalan organisasi memang tidak akan pernah ada habisnya, mulai dari persoalan kepemimpinan, kepengurusan, sampai strategi pengkaderan. Yang paling santer diobrolkan yakni tentang pengkaderan, berbagai macam strategi sudah pernah dilayangkan. Di PMII ada istilah-istilah yang unik dalam pengkaderan dan sering menjadi guyonan, tentunya kader PMII tidak asing dengan istilah ini, 

pertama: pengkaderan dengan metode pendekatan hormonal, 
kedua: pengkaderan dengan metode pendekatan sepermatip, 
ketiga: pengkaderan dengan metode pendekatan buy one get one..dst. 

Dari jenis-jenis pengkaderan tersebut satu sama lain tidaklah jauh berbeda, masing-masing pendekatan memiliki dampak yang ditimbulkan, misal pendekatan hormonal cara kerja pendekatan ini adalah berawal dari perkenalan di MAPABA minta nomer hP pin BB komunikasi intens lewat sosmed apabila "beruntung" si target bisa diajak "Jalan" ketika sudah saling mengenal kemudian timbul benih-benih, keduanya saling merasa nyaman kemudian timbullah istilah "adek-adekan" kalau kata ini tidak bisa ditahan maka lahirlah kata "pacaran", hal inilah yang dikhawatirkan, jika dengan status itu mereka bisa berkontribusi di PMII maka sah-sah saja namun jika tidak beruntung maka yang dilakukan yaitu mencari target lain setelah dapat yang baru, yang lama dilupakan. Kader yang kuat akan tetap tegak berada ditempatnya dan yang tak mampu menahan beban akan hilang ditelan waktu, hal ini terus dan akan terus terjadi hingga alam yang akan menyeleksi.

Yang belum pernah usai saat ini yakni pengkaderan di kader putri.Membahas kader putri di PMII adakalanya menimbulkan greget yang kuat untuk memasang strategi yang mutakhir dalam rangka memajukannya sampai pasrah takberdaya saking sulitnya. Siapa sih sebenernya yang bisa mengerti kemauan kader putri?Apakah itu kader putra ataukah kader putri sendiri?.Jika merujuk kepada metode pengkaderan diatas yang bisa melakukannya adalah kaum adam, yach karena fitrahnya kaum hawa memang selalu menjadi daya tarik kaum adam begitupun sebaliknya. Tidak dapat dipungkiri memang di PMII ketika ada kader yang "bening" sedikit saja pasti akan menjadi perbincangan terutama dari bentuk tubuh,

 Agaknya hal semacam ini sudah menjadi pembahsan mutlak di kaum adam. Namun, wahai kaum adam sebenarnya kita perempuan tidak hanya ingin dinikmati dari bentuk tubuh saja, cobalah nikmati kami dari segi yang lain sentuhlah intelektual kami, libatkan kami dengan rencana-rencana besar kalian, kami adalah konseptor yang handal, penganalisis yang cerdik, kalau lelaki hanya mampu fokus pada satu titik, kita perempuan mampu fokus dengan beberapa titik dalam sekali waktu. Jadikan kami perempuan bagian dari pengambilan keputusan, pencetus ide-ide yang segar, libatkan kami dalam hal-hal besar, kalian pun pasti sudah sangat mengenal dengan pepatah yang mengatakan"dibalik lelaki yang sukses terdapat seorang wanita yang hebat", maka Pak Kom Tolong "Colek" kami. 

Kalau ingin memajukan kader putri, maka dari kader putra tanamkanlah sikap "legowo" pada diri kalian dan berikan kesempatan kepada kader putri.Sampai saat ini agaknya kurang terjamah, terbukti dengan masih adanya diskusi yang dilakukan pada malam hari, rapat-rapat agenda memilih waktunya pada malam hari, sedangkan kalian kaum adam tahu betul kalau kita kaum hawa terbatas ole hadat, terbatas oleh peraturan pesantren. Kita tak perlu menyesali adat tak perlu juga menyalahkan aturan pesantren, yang perlu kita lakukan adalah menjadikan kesulitan sebagai kekuatan dan itupun tak lepas dari sikap terbuka dari kaum adam, maka sekali lagi Pak Kom T.T.Tolong "Colek" Kami. . Buatlah kebijakan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan Gender. Kader putri dan putra memiliki kesempatan hak dan kewajiban yang sama, kita laki-laki dan perempuan adalah mitra, PMII dan KOPRI diciptakan untuk bersanding bukan bertanding!. 

……bersambung!!!
Salam pergerakan!!!

***
Rizqi   ( Alumnus 2013 Tarbiyah - PMII angkatan 2010 ) 

Related Posts

0 komentar: