30 November 2015

Pengaruh Reshuffle Kabinet Terhadap Kinerja Pemerintah


Reshuffle Kabinet atau Cabinet Reshuffle adalah suatu peristiwa dimana kepala pemerintahan memutar atau mengganti komposisi menteri dalam kabinetnya. Biasanya perombakan kabinet dilakukan dengan memindahkan seorang menteri dari satu posisi ke posisi yang lain.[1]

Reshuffle kabinet adalah Hak Prerogatif Presiden, yaituhak istimewa yang dimiliki oleh Presiden untuk melakukan sesuatu tanpa meminta persetujuan lembaga lain. Hal ini bertujuan agar fungsi dan peran pemerintahan direntang sedemikian luas sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat.Artinya Presiden punya wewenang penuh untuk mengangkat dan memberhentikan menteri.[2]

Secara normatif, presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan tidak dapat menjalankan roda pemerintahan sendirian. Sehingga diperlukan pembantu presiden yaitu menteri dalam kabinet untuk melancarkan tugas dan fungsinya, yaitu; Fungsi Pengaturan, Fungsi Pelayanan, dan Fungsi Pemberdayaan.[3]

Bahwa sesuai tugasnya, menteri adalah pembantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan. Maka, sudah menjadi keharusan menteri dalam menjalankan tugasnya dan mengeluarkan kebijakan harus sinergi dengan visi dan misi presiden sebagai kepala pemerintahan.[4]

Dalam pelaksanaanya, Reshuffle Kabinet sudah berulang kali terjadi di Indonesia.salah satu reshuffle kabinet yang menjadi fokus pembahasan kali ini adalah reshuffle pada kabinet Indonesia Hebat. Pada reshuffle pertamanya, presiden Joko Widodo merombak semua Menteri Koordinator dalam kabinetnya, kecuali Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Baru-baru ini, santer terdengar kabar bahwa presiden akan melakukan reshuffle kebinet jilid dua. Pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar pengaruh perombakan kabinet terhadap efektifitas dan stabilitas kinerja pemerintah?

Apabila kita melihat hasil reshuffle yang pernah terjadi di Indonesia, selama ini Reshuffle Kabinet yang terjadi hanyalah pergantian orang, bukan pergantian mentalitas dan kebijakan. Tidak salah kalau banyak orang yang menganggap Reshuffle Kabinet hanya agenda “Pengaturan Ulang Jatah Kekuasaan”. 

Reshuffle Kabinet memang sangat dibutuhkan, tetapi terkadang reshuflle kabinet masih sangat jauh dari agenda dan kepentingan rakyat. Yang menjadi tolak ukur presiden dalam melaksanakan Reshuffle Kabinet  seharusnya berangkat dari kegagalan seorang menteri menjalankan pekerjaannya, bukan atas dasar perbedaan kepentingan di kalangan partai pendukung pemerintah. 

Reshuffle Kabinet sebagai salah satu arena pertempuran politik, seharusnya juga tidak hanya mengganti menteri yang tak berkualitas menjadi berkualitas, tapi juga diletakkan dalam kerangka menjawab kebutuhan nasional, kebutuhan mewujudkan nawacita dan menyelesaikan berbagai permasalahan. Sehingga dapat mewujudkan persatuan nasional untuk kemandirian dan kemakmuran bangsa.

Namun demikian, kita juga tidak dapat serta merta menilai bahwa pemerintah pada kabinet Indonesia Hebat gagal dalam melaksanakan tugasnya. Perlu adanya data atau angka-angka sebagai sarana validitas penilaian kegagalan pemerintah.

Apabila dasar pelaksanaan reshuffle kabinet adalah perbedaan kepentingan dan pembagian jatah kekuasaan saja, maka, reshuffle kabinet tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemerintah, pembangunan bangsa dan kebijakan yang memihak terhadap kepentingan rakyat, karena akan selalu berkutat pada kepentingan elit politik. Artinya, tidak perlu melulu merombak kabinet apabila tolak ukurnya bukan profesionalisme dan buruknya kinerja menteri.

Penentuan porsi kabinet secara profesional dan proporsional masih menjadi harapan besar masyarakat. Semakin besar harapan kita terhadap pemerintah saat ini untuk dapat mensejahterakan dan mampu membangun mentalitas bangsa yang lebih baik. (Rabu 25/11/2015)

***
ADIK WIRIYANTO ( Alumnus 2014 Prodi Hukum Keluarga )



[1]id.wikipedia.org
[2]Pasal 17 ayat (2) UUD 1945
[3]H. Nurul Aini dalam  Haryanto dkk, 1997 : 36-37
[4]UU nomor 39 tahun 2008 pasal 7

0 komentar: