Tentang

PMII Komisariat Hasyim Asy`ari didirikan pada tahun 1987 dengan ketua pertama sahabat Amin Sa`id Husni dari Bondowoso. Pada awal berdirinya PMII komisariat Hasyim Asy’ari ini adalah bersamaan dengan konversi Universitas ke Institut karena sesuai dengan peraturan Dirjen Dikti, universitas Hasyim Asy’ari tidak memiliki fakultas eksak atau kesehatan. Tujuan awal didirikannya PMII di tebuireng adalah dengan berbagai macam tujuan diantaranya yaitu, untuk mempersatukan mahasiswa nahdliyin dikampus UNHASY, menguatkan jaringan mahasiswa dengan lembaga luar, letak geografis kampus UNHASY yang berada dilingkungan Tebuireng dimana organisasi NU lahir, dsb. Untuk kegiatan waktu itu yang lebih dominan adalah kajan bedah kitab salaf yang diasuh oleh kader PMII sendiri, karena selain posisi kader dilingkungan pesantren tetapi juga karena semua mahasiswa tidak diperbolehkan mondok di pesantren tebuireng. Pada periode awal ini, sebuah prestasi sudah bisa menjalankan berbagai kaderisasi formal dan pelatihan diantaranya training of trainer yang diikuti oleh kader PMII se-jawa timur.

Dalam dekade waktu akhir 1990-an PMII tebuireng mengalami masa kebangkitannya, setelah dasawarsa sebelumnya mengalami kemunduran, karena pada masa ini PMII Hasyim Asy'ari telah banyak melahirkan kader-kader yang berkualitas dibidangnya masing-masing. Kondisi ini mulai terbangun setelah PMII Komisariat Hasyim Asy`ari setelaha lama ( hampir dua tahun) dalam kondisi kevakuman karena adanya penyusupan dari orang lain oraganisasi yang tidak diketahui oleh Pengurus Komisariat. Dengan terpilihnya Sahabat Muslihanto sebagai Ketua PMII Komisariat Hasyim Asy`ari mulai tampak gerakanya dalam dunia kampus. Awal terbangunnya kembali PMII hasyim asy’ari karena dimulai dengan keprihatinan dari para sahabat kader PMII Hasyim Asy’ari yang masuk ke PC.PMII Jombang. Mereka kemudian melakukan ekspedisi kader PMII yang masih eksis di UNHASY, kemudian secara langsung mengangkat sahabat Muslihanto menjadi ketuanya. Dalam kepengurusan Sahabat Muslihanto dapat dikatakan sebagai penyelamat PMII Komisariat Hasyim Asy`ari dikarenakan kevakuman dengan adanya pembusukan dari dalam yang ternyata Ketua PMII Komisariat Hasyim Asy`ari adalah anggota HMI. Bisa dikatakan sebagai masa renaissance (masa pencerahan PMII Komisariat “Hasyim Asy`ari”).

Untuk gerakan kaderisasi PMII Hasyim Asy'ari dengan letak geografisnya yang berada dalam lingkungan pondok pesantren memiliki tipologi atau karakteristik sendiri yang berbeda dengan PMII yang lain. Sejak dulu kader-kader PMII tebuireng senantiasa melakukan kegiatan lebih pada gerakan intelektual-sosial, karena dengan karakter integral mahasiswa-santri ini lebih cocok jika penekanannya pada kajian-kajian intelektual. Sehingga inilah yang menjadi rutinitas mingguan di sekretariat PMII Hasyim Asy'ari, dengan kurikulum filsafat (umum, islam, dan ilmu), kajian aswaja, teologi islam, ilmu strategi politik-an, isu-isu terkait skala lokal jombang maupun nasional serta kajian fakultatif (mata kuliah) yang difasilitasi oleh pengurus rayon masing-masing pada tatanan wilayahnya. Sedangkan untuk gerakan ekstra parlementernya, kami PMII Hasyim Asy'ari memang kurang begitu bisa respect dan kurang diminati oleh kader sendiri, karena atas dasar karakternya yang kental dengan kultur pesantrennya. Kalaupun ada dari kami melakukan gerakan ekstra parlementer dalam menanggapi isu-isu baik lokal maupun nasional biasanya aliansi dengan pengurus cabang PMII Jombang atau dengan OKP lain. Inisiatif untuk menampilkan wajah baru gerakan PMII dalam kultur pesantren selalu menjadi tema pokok kami dalam diskusi kaderisasi antar PMII se-Indonesia, sehingga meskipun para maha-santri berdomisili di pesantren sekitar tetapi masih tetap bisa mempertajam intelektualnya dengan melakukan gerakan intektual dan para kader maha-santri pun akan lebih nyaman serta tidak kaget dengan iklim aktivitas organ ekstra kampus.

0 komentar: