12 Mei 2016

Kader Yang Tak Diharapkan

Entah saya harus memulai tulisan ini dari mana, sejatinya menulis merupakan salah satu cara ampuh untuk berkeluh kesah dimana semua orang sudah jengah untuk bicara panjang lebar sampai mulut berbusa. Ini sebuah intropeksi diri, meratapi dan menghayati bahwa sejatinya apa yang kita lakukan itu pasti ada salahnya tapi pada dasarnya tidak ada kesalahan yang tidak dapat dibenarkan karna semuanya itu belajar!.

Sebut saja kalian itu Kader, proses pembelajaran serta pemikiran yang waras dengan tahapan yang tak mudah untuk mendapatkan sebutan kader, saya pikir menjadi kader itu gak mudah dan gak gampang, militansi, loyalitas dan pengorbanan serta komitmen yang kuat untuk menjadi kader asli yang gak palsu, ngaku kader tapi loyalitasnya omong kosong, ngaku militan tapi kelakuan kayak anak SMA, mungkin lebih pas dengan sebutan kader abal-abal.

Kita perlu bersyukur dan bangga bahwa kita diberi jalan untuk berproses bersama, belajar bersama tanpa ada tendensi apapun hanya untuk sebuah nama. Dan pada akhirnya kita bisa menyadari dan melihat seorang kader yang berproses dalam bentuk komitmen terhadap organisasi yang mampu berjalan diatas jembatan, dan coba liat dari kejauhan banyak yang berjatuhan ditengah perjalanan dengan alasan sudah jenuh dan bosan karna perjalanannya yg kurang berkesan, atau mencoba tak melanjutkan perjalanan karna takut jatuh, atau mati ditengah jalan karna saling menjatuhkan.

Sungguh ironis perjalanan ini, mungkin kita hanya butuh jalan yang tak berlubang agar semua tak jatuh secara bersamaan. Mendedikasikan segenap jiwa dan raga, serta berkomitmen terhadap ikrar yang pernah kalian sebut, bahwa mundur satu langkah, baik itu jatuh karna gak mau bangkit, baik itu berhenti karna gak meneruskan apalagi mundur tanpa menoleh kedepan, ini merupakan sebuah bentuk dan label sebagai Penghianat Organisasi. Tak ayal kita tak bisa memungkiri banyak juga para penghianat organisasi yang masih aktif ikut bergabung dalam sebuah organisasi hanya untuk ikut nimbrung saja tanpa mempunyai rasa tanggung jawab seoalah-oalah organsasi ini hanya sebuah kumpulan dan hura-hura saja agar bisa dimanfaatkan untuk memperbanyak teman agar tidak kesepian, bukan mengembangkan organisasi.

Perlunya adanya mawas diri untuk melakukan perjalanan ini, ego yang kalian banggakan tak mampu menyeselaikan persoalan, apalagi persoalan klasik. Cukuplah kita mempunyai kader abal-abal jangan sampai kita mempunyai kader pengerusak organisasi, ini lebih bahaya dari pada kader hedonis. Dan tangan terkepal dan maju kemuka jangan sampai kepalan tanganmu mengenai kepalamu sendiri.

Tulisan ini bukan menyalahkan apalagi menghujat, ini sebuah intropeksi diri barangkali yang mebaca tulisan ini juga merasa kader abal-abal, siapa tau dia yang sadar, kan lumayan, apalagi bacanya sambil bersuara, kemudian senyum-senyum gak jelas seoalah-oalah bukan dia. Sudahlah, bukan serangan musuh yang kalian takutkan, yang harus kalian takutkan mempunyai kader palsu.

*BukanTetanggaSebelah

Related Posts

0 komentar: