27 Februari 2016

Telaah Warung Kopi

Warung kopi sejatinya dijadikan tempat stategis untuk berbincang dalam berbagai persoalan, mulai dari bergosip bagi mereka yang kepo, berbincang soal produk bagi mereka yang berbisnis, dan bermusyawarah atau berediskusi bagi mereka yang sedang asyik menimba ilmu, baik di kampus atau di pondok pesantren.

Ambil sampel “Pondok Pesantren Al-Anwar” Sarang Rembang, hingga kini disana masih kental dengan dunia ngopinya, warung kopi (kantin pondok pesantren) menjadi pilihan utama untuk dijadikan tempat menggali hukum-hukum islam, “Pondok Pesantren Lirboyo” Kota Kediri juga tak kalah kentalnya, saking kecanduannya, santri lirboyo mengaku tidak bisa menghafal jika tidak ada hidangan kopi, begitupun pondok pesantren lainnya.

Di dunia kampus juga demikian, sejauh yang saya tahu mayoritas mahasiswa menghabiskan waktunya di warung kopi untuk berdiskusi bersama teman-temannya, jadi tidak hanya di gedung perkuliahan saja. Namun yang sangat disayangkan akhir-akhir ini budaya berdiskusi mahasiswa di warung kopi mulai terkikis, yang awalnya face to face communication, saat ini disscommunication di saat face to face, karena semua mata lebih sering tertuju pada layar HandPhone dan LapTope masing-masing dan dilengkapi dengan heanset ditelinganya.

Salah satu motif  bergesernya budaya tersebut adanya warung kopi yang mengakomodir WiFi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, disamping itu fasilitas WiFi juga merupakan salah satu nilai tawar warung kopi untuk menarik banyak konsumen. Di era globalisasi seperti saat ini, warung kopi juga dipandang perlu untuk menyesuaikan dengan zaman, sebab jika tidak, maka akan tertinggal jauh dibelakang,  hal ini sah-sah saja dilakukan perodusen kopi untuk bersaing dengan warung kopi lainnya selagi tidak merugikan pihak pesaing dan juga tidak terjadi monopoli.

Sedangkan dampak adanya fasilitas wifi di warung kopi, sepenuhnya ada di pihak konsumen. Jika di arahkan pada hal-hal yang baik, maka dampaknya akan positif, begitupun jika pemanfaatan fasilitas tersebut di arahkan pada hal-hal yang batil, maka akan sangat berdampak  negatif.

Wallahu A’lam 

**
Ali Maksum, Pengurus Komisariat (Bidang internal), 2015-2016

Related Posts

0 komentar: