Sejatinya
kehidupan ini adalah perbuatan disiplin dan toleransi dimana ketika kita
berbuat atau melakukan sesuatu maka tentu ada waktu yang telah ditentukan baik
oleh kita sendiri atau meningkat pada yang lebih tinggi seperti komunitas
manusia baik kecil maupun besar. Jika manusia saja mengatur masalah waktu maka
kita akan mengatakan bahwa Tuhan pasti dan pasti memiliki pengaturan waktu yang
pasti pasti sangat sempurna.
Namun
banyak dari kita yang merupakan manusia telah mengabaikan apa yang kita sebut
sebagai disiplin, padahal dalam syariat islam sendiri sangat menegaskan dan
menjunjung tinggi apa yang namanya disiplin, walaupun akibat dari pelangaran
ketepatan waktu tersebut hanya dapat kita tegur dalam hati. Seperti dalam islam
sendiri dalam berbuka puasa ketepatan waktu adalah hal penting, kita ambil
perumpamaan kita berbuka namun waktu berbuka kurang 59 detik sesuai dengan apa
yang ditunjukkan oleh jam, maka bagaimana islam akan memandang puasa orang ini?
Bagi saya
pribadi puasa orang ini adalah tidak sah karena katepatan waktu dalam berbuka
puasa dalam islam sangat penting dan tidak bisa dimajukan atau dimundurkan
barang sedetik. Namun demikian standar kebenaran dan sanksinya adalah nanti dan
hanya dipandang daris sisi keyakinan dan hati.
Lalu
bagaimana kita memandang sholat yang tidak pada waktunya baik orang terkait
sholat di luar waktu karena terlalu cepat ia mengerjakan sholat maupun karena
terlambat melakukannya. Semua ini menunjukkkan bahwa islam sangat
mengutamakan ketepata waktu dalam berbuat, namun islam juga adalah agama yang
penuh dengan toleransi sebagaimana sering kita dengar ''islam adalah agama
yang mudah namun jangan memudahkan islam.” Tentu saja kata-kata ini benar
adanya dengan melihat banyaknya perbedaan dalam islam yang mana semuanya adalah
benar dan tidak ada yang menyalahkannya dengan catatan dapat dipertanggung
jawabkan. Seperti dalam Al-Qur'an dikatakan “Allah menghendaki kemudahan
bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” Ayat ini menujukkan bahwa islam
agama yang kaya dan penuh dengan toleransi dan kebenaran.
Fakta yang
ada saat ini, kita seorang muslim tidak dapat hidup disiplin dan juga tidak
dapat toleransi, bagaimana kita akan memandang muslim yang bahkan ketika
berangkat masuk kuliah tidak tepat waktu?! Oke mungkin islam adalah agama yang
toleran kita beri toleransi 10 atau 15 menit sejak jam kuliah dimulai, namun
pada kenyataan yang ada, banyak dari kita yang terlambat mungkin kita bisa
menyebutkan angka 30 menit sebagai rata-rata keterlambatan mahasiswa, bagaimana
kita mengaku muslim dengan keterlambatan yang seperti ini dan hal ini tidak
satu dua kali namun menjadi rutinitas.
jadi mari
kita bandingkan dengan jepang, belanda, jerman yang mana mayoritas penduduk
disana adalah non muslim namun mereka menerapkan dan menjunjung tinggi
ketepatan waktu dalam segala hal. pertanyaan yang
muncul adalah
bagaimana kita yang seorang muslim memahami diri kita dengan non muslim yang menjalankan ajaran atau prinsip seorang muslim?
bagaimana kita yang seorang muslim memahami diri kita dengan non muslim yang menjalankan ajaran atau prinsip seorang muslim?
**
M. Laukhir Mahfut, Anggota Rayon Syariah (Semester II)
0 komentar: