10 Oktober 2017

PMII sebagai Organisasi Wajib bagi Mahasiswa untuk Suatu Perubahan


MAPABA merupakan kependekan dari Masa Penerimaan Anggota Baru. Istilah ini digunakan dalam organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Jika ada yang menayakan bagaimana pengalam saya ketika mengikuti MAPABA? Sebenarnya saya tidak dapat menguraikannya dalam sebuah tulisan, karena semua pengalaman yang saya rasakan sungguh sangat – sangat berkesan. Dan menurut saya, sangat rugilah bagi mereka yang mengaku sebagai mahasiswa namun tidak mau bergabung dan berproses di PMII. Kenapa saya mengatakan demikian? Ketika kita hanya difokuskan dengan kegiatan – kegiatan kampus saja maka pengalaman yang kita miliki akan kurang. Dan jika boleh saya mengatakan, sesungguhnya apabila seorang mahasiswa tetap terpaku dengan kegiatan–kegiatan di dalam kampus saja maka basis dan perkembangan yang meraka dapatkan akan monoton dalam artian tidak berkembang atau ya begitu–begitu saja.
Bukan tanpa alasan saya mengatakan demikian, karena ketika kita turun dan berkecimpung di dalam suatu organisasi baik itu berupa apapun dengan alasan memiliki asas serta tujuan yang jelas dan disertai dengan kesungguhan dalam berproses maka, siapapun dia, diamanapun dia, dan dalam kondisi bagaimanapun dia, lihatlah suatu saat diakan menjadi orang yang sukses, kalau perlu menjadi seorang yang besar. Dalam artian dapat diterima oleh khalayak umum, dan dapat memimpin suatu roda pemerintahan. Baik itu ranah luas seperti negara atau ranah sempit seperti dirinya sendiri dan keluarganya.
Kita kembali kepada PMII dan MAPABA, ketika kita mendengar sebuah kata ospek atau pengkaderan, tentu yang terlintas pertama kali dipikiran kita adalah suatu sikap keras dan tegas yang ditujukan untuk melatih mental peserta ospek atau pengkaderan tersebut, serta sikap semaunya dari para senior kepada para junior. Namun perlu digarisbawahi kembali bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tahap pengkaderannya tidak seperti apa yang digambarkan dan dipikirkan oleh kita. Mengapa? Karena Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah suatu organisasi extra kampus yang berasaskan kepada Ahlusunnah Wal Jama’ah, dan tahap pengkaderan yang kami rasakan kemarin selama 3 hari 2 malam di gedung Pramuka yang bertempat di Ngoro sangatlah banyak. Dimulai hari pertama yang diisi dengan materi tentang PMII  dan dilanjut dengan Aswaja serta materi–materi yang lainnya. Intinya bagi siapa saja yang mengaku dirinya sebagai mahasiswa namun dia tidak mau berproses bersama dengan PMII sungguh sangat naas sekali nasibnya.

Serta harapan kami selaku anggota baru di PMII Komisariat Hasyim Asy’ari, kami sangat mengharapkan bagaimana kedepannya PMII khususnya Komisariat Hasyim Asy’ari dapat menjadi lebih baik dan tetap berkomitmen dalam mencetak kader–kader serta generasi-generasi pergerakan yang memang berjwa PMII dan benar – benar bergerak bersama PMII. Tetaplah ingat Sahabat/i walaupun kita saat ini adalah organisasi minoritas di kampus yang kita cintai ini namun jangan sampai mematahkan semangat juang kita. Walaupun kita minoritas tapi kita harus tunjukan kita memiliki kualitas yang tidak bisa dianggap remeh baik oleh siapapun. Dan kami selaku yang merasa memiliki anggota keluarga baru di PMII ini, kami sangat mengharapkan bagaimana kita bisa menjadi lebih kompak lagi dan saling merasa bahwa antara kita satu dan yang lain adalah sebuah keluarga. Mengapa? Ketika kita sudah saling memiliki sifat dan sikap yang saling merasa kekeluargaan dan kebersamaan maka bukanlah sebuah hal yang mustahil kita dapat menjadikan seluruh komponen dan elemen yang semulanya membenci kita menjadi sebuah keluarga kita juga. Ada sebuah teori mengatakan “Jika kita ingin melakukan suatu perubahan maka lakukanlah terlebih dahulu dari lingkup yang paling kecil, dan bertahap”, maka dari itu jika kita ingin melakukan perubahan yang dahsyat maka kita harus merubah mindset dan paradigma kita terhadap sesuatu. Dimulai dari ranah terkecil seperti diri kita sendiri dan selanjutnya bertahap. Maka dengan seiring dengan berjalannya waktu maka perubahan besarpun akan tercapai.

**
Ade Taufiq Solihin (Rayon KH. Abdurrahman Wahid)  Adetaufiq5@gmail.com

Related Posts

0 komentar: