24 November 2015

Membangun Masa Depan Pertanian Indonesia

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor strategis dalam struktur pembangunan ekonomi nasional. Namun sektor ini kurang menjadi perhatian serius dari pemerintah mulai dari proteksi, kredit,  penyedian bibit, serta kebijakan lain yang tidak satu pun menguntungkan bagi sektor ini, namun dari jumlah pekerja justru sektor pertanian mampu menyerap jumlah pekerja yang cukup banyak.
            
Pembangunan sektor pertanian yang dulu di era orde baru menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan keberhasilan program swasembada beras tahun 1984, dimana petani Indonesia secara sukarela dan gotong royong berhasil mengumpulkan 10.000 ton gabah yang disumbangkan untuk negara-negara yang mengalami kelaparan khususnya negara-negara di Afrika,  justru di era sekarang kebijakan pengelolaan pertanian yang salah kaprah justru menggiring petani menuju jurang kemiskinan dan keterpurukan.
            
Sistem pertanian yang dikembangkan di Indonesia sendiri masih di kelola secara tradisional, adapun ciri pertanian tradisional di Indonesia antara lain: 1) produksi pertanian dan konsumsi sama-sama banyaknya dan hanya satu, dua atau beberapa tanaman saja yang dijadikan sumber pokok bahan makanannya; 2) produksi dan produktifitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana; 3) penanaman modal hanya sedikit sekali; 4) tanah dan tenaga kerja manusia merupakan faktor dominan; 5) bersifat tidak menentu, dengan sistem yang dikembangkan oleh petani kita secara tradisional ini justru hari ini mendapat tantangan yang cukup berat diantaranya iklim yang tidak menentu akibatnya  muncul permasalahan seperti gagal panen yang diakibatkan kemarau berkepanjangan dan banjir, disamping itu pula muncul permasalahan hama tanaman yang sulit ditangani.
            
Salah satu indikator ketidakseriusan pemerintah dalam mengelola sektor pertanian adalah menolak pendirian bank pertanian sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Perlindungan dan pemberdayaan pertanian, sedangkan tidak mungkin usaha tani akan maju tanpa didukung modal. Disisi lain bank berpendapat bahwa industri di sektor pertanian, peternak , dan nelayan sangat tidak profitable, feasible, dan bankable.
            
Hal lain yang patut mendapat apresiasi  adalah penggalakan riset di bidang bibit tanaman, pemerintah  melaui Departemen pertanian melalui Balai Besar Penelitian Padi bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi terus berupaya menciptakan varietas padi unggulan, varietas yang sudah berhasil dibuat antara lain: Inbrida Padi Sawah (INPARI), Hibrida Padi (HIPA), Inbrida Padi Gogo (INPAGO), Inbrida Padi Rawa  (INPARA), dan masih banyak lagi hasil varietas padi unggulan indonesia.
           
Hal lain yang patut menjadi sorotan adalah ketergantungan petani akan pupuk kimia dimana ketergantungan ini justru menjadi bumerang bagi petani itu seperti mahalnya harga pupuk itu sendiri dan juga kelangkaan pupuk yang diakibatkan permainan oknum distributor pupuk yang nakal. 

Disamping itu pula  penggunaan pupuk kimia tentu berdampak pada meluasnya lahan kritis di Indonesia maupun pencemaran tanah residu pestisida di dalam tanah sedangkan  penggunaan pestisida yang tidak berimbang mengakibatkan semakin kuatnya hama tanaman karena mutasi genetik yang terjadi dalam tubuh serangga (insecta).
            
Ditegaskan dalam Rotterdam Convention On The Prior Informed Consent Procedure For Certain Hazardous Chemicals And Pesticides In International Trade  (Konvensi Rotterdam  Tentang Prosedur Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Untuk Bahan Kimia Dan Pestisida Berbahaya Tertentu Dalam Perdagangan Internasional) dan disahkan melaui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013, konvensi ini bertujuan untuk meningkatkan upaya tanggung jawab bersama dan kerja sama antar negara dalam perdagangan internasional bahan kimia dan pestisida berbahaya tertentu untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup serta untuk meningkatkan penggunaan bahan kimia dan pestisida yang ramah lingkungan melaui pertukaran informasi dan proses pengambilan keputusan ekspor impor.
            
Sudah seharusnya petani kita mengurangi ketergantungan akan penggunaan pupuk maupun pestisida alami, penggunaan pupuk organik macam pupuk kandang, pupuk kompos maupun pupuk hijau yang dihasilkan dari polong-polongan (Leguminose sp), perlu digalakkan karena efek negatif yang terkandung dalam pupuk kimia justru membahayakan bagi kehidupan manusia jika dilakukan secara terus menerus. Pupuk organik tentu dari segi biaya jelas lebih murah dan mudah didapat dan tidak mengandung efek negatif bagi manusia.
            
Penggunaan pestisida secara terus menerus tentu berakibat pada kebalnya sistem imunitas dalam tubuh hama wereng sehingga sulit diberantas lagi dengan zat kimia, disamping itu pula penggunaan pestisida kimia justru memperburuk ekosistem di alam sehingga beberapa spesies akan punah. 

Sudah seyognyanya pengetahuan tentang pengendalian hayati (biology control) perlu ditingkatkan. Pengendalian hayati yang dimaksudkan disini adalah pemanfaatan dan penggunaan agen hayati  dari setiap hama tersebut, agen hayati dapat berupa predator, parasitoid, patogen, dan agen antagonis.
            
Predator adalah binatang yang memburu dan memakan atau menghisap cairan tubuh mangsanya, contoh: Lycosa pseudoannulata(laba-laba), parasitoid adalah serangga yang hidup sebagai parasit pada atau di dalam serangga lainnya (serangga inang) hanya selama masa pra dewasa. Imago hidup bebas bukan sebagai parasit dan hiduk dari memakan nektar, embun madu, air, dan lain lain contoh: Diadegma semiclausum (parasitoid terhadap ulat daun kubis), patogen adalah mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan infeksi dan menimbulkan penyakit terhadap OPT. 

Secara spesifik mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga disebut mikroorganisme entomopatogen yang terdiri dari cendawan, bakteri, dan virus, sedangkan yang dimaksud dengan agen atagonis adalah mikroorganisme yang mengintervensi/ menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit tumbuhan.
            
Dari segi konversi lahan pertanian menjadi lahan industri maupun pemanfaatan lahan tidur di luar pulau jawa perlu dikawal serius sebab hari ini banyak pemukiman penduduk dibangun dengan mengorbankan lahan yang seharusnya digunakan sebagai lahan pertanian. Pengelolaan tata ruang kota juga harus mengakomodir kepentingan industri pertanian mengingat peran strategis industri pertanian sebagai perut negara.
            
Perubahan mindset perlu dilakukan dengan mengubah paradigma pertanian tradisional menjadi pertanian modern agar kelak pertanian di Indonesia bisa makmur dan jaya. Pemanfaatan teknologi pertanian mutlak diperlukan untuk memperbarui sistem pertanian kita, dengan begitu dengan lahan yang sempit pun petani kita mampu menghasilkan panen yang melimpah. 

Satu hal yang saya kritisi disini adalah program diversifikasi bahan pangan yang digalakkan pemerintah perlu kita dorong dan kita apresiasi. Tujuan dari diversifikasi pangan adalah untuk mengurangi ketergantungan pada satu bahan pangan pokok seperti padi tentu masih banyak bahan pangan pokok yang kaya gizi terutama karbohidrat salah satunya adalah porang-porangan (Amorphopallus onchopillus) yang dari riset kandungan karbohidratnya sangat tinggi jika dibandingkan padi (Oryza sativa) maupun jagung (Zea mays).
            
Ada beberapa poin penting yang bisa dilakukan untuk meajukan pertanian di Indonesia antara lain:
1.      Perubahan mindset dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern dengan memanfaatkan teknologi maupun sarana prasarana di bidang pertanian.
2.      Penguatan poktan maupun gapoktan sebagai sektor strategis guna mengawal kebijakan pertanian.
3.      Membangun industri pertanian organik yang ramah lingkungan.
4.      Mendorong pemerintah untuk membangun bank tani dan pemberian  insentif kredit usaha perlu digalakkan lagi oleh pemerintah.
5.      Mendorong riset ilmiah di bidang penyediaan bibit tanaman yang unggul dan tepat guna perlu digalakkan
6.      Stop impor beras karena kebijakn ini dirasa sangat muspro disaat cadangan beras nasional mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional.

7.      Mendorong setiap komponen gerakan mahasiswa untuk peka terhadap isu-isu pertanian mengingat begitu strategisnya sektor pertanian dalam pembangunan nasional. 

HIDUP PETANI INDONESIA....!!!

**
Irfan Fathoni (Ketua Bid. Eksternal PK Hasyim Asy'ari 2014-2015)

Related Posts

0 komentar: