04 April 2016

Perguruan Tinggi Harus Meniru Pesantren

Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi di Indonesia harus meniru konsep-konsep yang selama ini diterapkan oleh mayoritas Pesantren. "Rugi (bagi) Perguruan Tinggi kalau tidak mengambil pelajaran dari apa yang diterapkan di pesantren" tandas beliau. 

Beliau menilai selama ini mayoritas kampus masih mengacu pada konsep pendidikan barat terutama kampus-kampus umum.  Hal itu bisa dilihat dari proses pendidikan yang lebih menekankan pada kecerdasan intelektual dan kurang memperhatikan kualitas akhlak. Selain itu, banyak lulusan perguruan tinggi yang kurang memiliki moral sesuai dengan tujuan pokok dari pendidikan itu sendiri. Contoh nyata dari hal itu bisa dilihat dari jumlah pejabat yang notabennya merupakan lulusan perguruan tinggi namun terjerat berbagai kasus salah satunya adalah tindak pidana korupsi.

Menurut beliau, ada empat konsep pendidikan pesantren yang harus diterapkan di perguruang tinggi:

Pertama adalah Ta'lim, merupakan proses pembelajaran yang biasa terjadi pada umumnya, "kegiatan transfer of knowladge dari kyai kepada santri" ungkap beliau yang juga sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Selanjutnya adalah Tadris, "santri langsung disuruh untuk mengajarkan kembali apa yang telah diajarkan kiyai". Seperti halnya yang terjadi di pesantren, setelah belajar suatu kitab, lanjut beliau, santrinya dituntut untuk bisa menyampaikan kembali ilmunya kepada santri jenior. Tidak hanya itu, kiyai pun kemudian mengoreksi kekurangan dari apa yang disampaikan santrinya, sehingga ilmu yang disampaikan tidak keluar dari koridor yang seharusnya. Dalam hal ini, mahasiswa dituntut untuk bisa menyampaikan kembali ilmunya secara langsung setelah mendapatkan pelajaran dari dosen. Beliau menambahkan bahwa mahasiswa nantinya tidak hanya berkutat pada teori tapi lebih mendalami praktek di lapangan.

Yang ketiga, Ta'dib, yaitu bagaimana pondok pesantren tidak hanya mencetak santri yang berilmu tapi yang terpenting adalah santri yang beradab. "Pesantren membentuk santri yang disiplin, tanpa diantur (mereka) akan ta'dzim ke kiyai", pungkasnya.

Tarbiyah, merupakan konsep yang dianggap ringan oleh kebanyakan orang, namun lanjut beliau, konsep ini merupakan konsep yang sangat sulit diterapkan, "kata yang gampang diucapkan tapi hal yang paling sulit dilaksanakan". Pendidikan idealnya menjadi proses untuk menyempurnakan manusia. " Fakultas tarbiyah seharusnya (menjadi fakultas) yang paling berat" lanjut beliau.

Dengan menerapkan konsep ini, lulusan perguruan tinggi tidak hanya menjadi manusia yang berintelektual tapi juga yang bermoral. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya lulusan pesantren yang meskipun secara pendidikan formal rendah tapi memiliki integritas tinggi dalam membina masyarakat. Maka dari itu, sudah selayaknya kampus-kampus umum meniru konsep pendidikan pesantren dalam melaksanakan kegiatan akademisnya.

Gagasan ini disampaikan beliau dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional BEM PTNU ke-V yang dilaksanakan pada hari Senin (27/03/2016) di Gedung PBNU. Kegiatan ini dihadiri oleh delegasi BEM Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Se-Nusantara.

**
Ari Hilman (Rayon FIP, Semester IV)

Related Posts

0 komentar: