Said
Aqil Siradj menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi di Indonesia harus meniru
konsep-konsep yang selama ini diterapkan oleh mayoritas Pesantren. "Rugi
(bagi) Perguruan Tinggi kalau tidak mengambil pelajaran dari apa yang
diterapkan di pesantren" tandas beliau.
Beliau
menilai selama ini mayoritas kampus masih mengacu pada konsep pendidikan barat
terutama kampus-kampus umum. Hal itu bisa dilihat dari proses pendidikan
yang lebih menekankan pada kecerdasan intelektual dan kurang memperhatikan
kualitas akhlak. Selain itu, banyak lulusan perguruan tinggi yang kurang
memiliki moral sesuai dengan tujuan pokok dari pendidikan itu sendiri. Contoh
nyata dari hal itu bisa dilihat dari jumlah pejabat yang notabennya merupakan
lulusan perguruan tinggi namun terjerat berbagai kasus salah satunya adalah
tindak pidana korupsi.
Menurut
beliau, ada empat konsep pendidikan pesantren yang harus diterapkan di
perguruang tinggi:
Pertama
adalah Ta'lim, merupakan proses pembelajaran yang biasa terjadi pada
umumnya, "kegiatan transfer of knowladge dari kyai kepada
santri" ungkap beliau yang juga sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama.
Selanjutnya
adalah Tadris, "santri langsung disuruh untuk mengajarkan kembali
apa yang telah diajarkan kiyai". Seperti halnya yang terjadi di pesantren,
setelah belajar suatu kitab, lanjut beliau, santrinya dituntut untuk bisa
menyampaikan kembali ilmunya kepada santri jenior. Tidak hanya itu, kiyai pun
kemudian mengoreksi kekurangan dari apa yang disampaikan santrinya, sehingga
ilmu yang disampaikan tidak keluar dari koridor yang seharusnya. Dalam hal ini,
mahasiswa dituntut untuk bisa menyampaikan kembali ilmunya secara langsung
setelah mendapatkan pelajaran dari dosen. Beliau menambahkan bahwa mahasiswa
nantinya tidak hanya berkutat pada teori tapi lebih mendalami praktek di
lapangan.
Yang
ketiga, Ta'dib, yaitu bagaimana pondok pesantren tidak hanya
mencetak santri yang berilmu tapi yang terpenting adalah santri yang beradab.
"Pesantren membentuk santri yang disiplin, tanpa diantur (mereka) akan ta'dzim
ke kiyai", pungkasnya.
Tarbiyah,
merupakan konsep yang dianggap ringan oleh kebanyakan orang, namun lanjut
beliau, konsep ini merupakan konsep yang sangat sulit diterapkan, "kata
yang gampang diucapkan tapi hal yang paling sulit dilaksanakan".
Pendidikan idealnya menjadi proses untuk menyempurnakan manusia. "
Fakultas tarbiyah seharusnya (menjadi fakultas) yang paling berat" lanjut
beliau.
Dengan
menerapkan konsep ini, lulusan perguruan tinggi tidak hanya menjadi manusia
yang berintelektual tapi juga yang bermoral. Hal ini dapat kita lihat dari
banyaknya lulusan pesantren yang meskipun secara pendidikan formal rendah tapi
memiliki integritas tinggi dalam membina masyarakat. Maka dari itu, sudah
selayaknya kampus-kampus umum meniru konsep pendidikan pesantren dalam
melaksanakan kegiatan akademisnya.
Gagasan
ini disampaikan beliau dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional BEM PTNU ke-V
yang dilaksanakan pada hari Senin (27/03/2016) di Gedung PBNU. Kegiatan ini
dihadiri oleh delegasi BEM Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU)
Se-Nusantara.
**
Ari
Hilman (Rayon FIP, Semester IV)
0 komentar: