18 November 2015

Ingatlah Bahwa Kita Akan MATI


Dingin merambah tubuh
Lidah kelu terjegal kaku
Biru menghias tubuh yang kian pilu
Malaikat datang menjemputmu

Nafasmu yang tak pernah kau syukuri
Kini tertahan tanpa kau hindari 
Detak jantung yang kau anggap biasa 
Kini menajadi sangat berharga di tiap detaknya

Lembaung wajah kematian kian mendekat 
Suara tangis bergema menyesakan dada 
Namun tiadalah kita mendengarnya
Karena telinga tak lagi ada suara

Masih ingatkah tentang tangan yang berdosa 
Sebentar lagi akan menjadi sepotong tulang tak berharga 
Masih ingatakah tetang wajah yang kau banggakan 
Sesaat lagi akan terkubur dalam tanah

Masih ingatkah akan harta yang kita jadikan raja 
Sebentar lagi akan mengalun indah menjadi petaka 
Malaikat tidak tidur
Kematian mengintai hidup

Untuk apa?

Pakaian indah nan penuh hias 
Kini bersisa kain kafan 
Harta yang diagungkan
Hanya tinggal barang bekas yang tak berguna

Saat kematian menjemput 
Tiada pangkat, tiada jabatan 
Tidak kaya, tidak miskin 
Tidak pula cantik atau rupawan 
Malaikat maut tetap mencabut nyawamu

Ingatkah pada kubur 
Tempat saat tubuh di pendam 
Di tinggal sendiri dalam gelap 
Ditemani bintang malam dan kesunyian

Ingatkan bahwa kita akan di kubur 
Saat dimana belatung memakan tubuh kita 
Harta, dunia, dan seisinya tak lagi guna
Tinggal menunggu azab dalam penyesalan

**
Robiatul Aslamiyah (Anggota Rayon Syari'ah - Semester I Prodi Ekonomi Islam)

Related Posts

0 komentar: