Mahasiswa
merupakan pelajar yang menyandang predikat tertinggi dalam dunia pendidikan, oleh
karenanya mahasiswa juga dianggap
memiliki ruang yang lebih luas baik dalam berfikir, bertindak dan berekspresi
sesuai dengan kemampuan atau skilnya masing-masing. Namun seiring dengan perkembangan
zaman yang katanya sedikit tak karuan ini banyak sekali hal-hal yang
sangat bertolak belakang dengan apa yang
dilakukan oleh orang yang mengisi predikat tertinggi dalam dunia pendidikan tersebut
yaitu Mahasiswa.
Berdasarkan suguhan
informasi baik berasal dari surat kabar, televisi dan media pendukung
lainnya serta realita yang kita saksikan
sendiri di lapangan (TKP) masih sangat banyak mahasiswa yang berperilaku
ugal-ugalan seakan mereka belum menyandang gelar tersebut. Berkelahi, tawuran,
mencaci sesama teman, bertingkah kurang sopan dan tak bermoral/tidak beretika
dinaggap sebagai bagian dari kebutuhan dalam pergaulan. “Pergaulan ndasmu
aaa”…
Kalo
boleh sedikit lebay sebenarnya sedikit terenyuh “cie terenyuh rek” saat melihat
kejadian-kejadian diluar sana yang jelas-jelas mencoreng citra pendidikan
bangsa kita, tapi apakandaya tangan belum mampu untuk merubahnya.. hehehehe…
jangan jauh-jauh mengambil kesimpulan atas realita yang ada. Dikampus yang ada
didekat kita saja.. pasti akan ada hal-hal diluar kendali sehingga muncul
perilaku diluar etika tersebut. Entah siapa yang salah??? entah apa yang
salah???... yang jelas mahasiswa kita masih sangat darurat etika,
walaupun sebenarnya tidak semua tapi
kejadian itu pernah ada didepan mata saya bahkan mungkin dimata anda
yang membaca celotehan saya. Atas realita ini saya berkesimpulan mahasiswa kita
belum memahami arti penting beretika dalam kehidupan bersama…. “Rungokno lan
lakokno isi pesan iki rek ojoh ngelakoni urip sak karepmu, ndunyo iki nduwe
aturane, anggetmu dunyo iki seng nduwe mbahmu aaaa….. (dengarkan dan
kerjakan isi pesan ini rek jangan melakukan hidup sekeheendakmu, dunia ini
punya aturannya. Kamu fikir dunia ini yang punya mbahmu aaaa).
Atas
dasar persoalan ini monggo kita benahi bersama dengan memulai memahami
arti penting etika mahasiswa ala saya, “Rusdi bin Karim” karena mahasiswa
adalah pelaku dalam gerakan pembaharuan yang nantinya akan menjadi generasi
penerus bangsa yang akan membangun tanah air kita menjadi lebih baik.
Pengertian
etika
Etika
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang pemilahan kebaikan dan
keburukan, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) serta kumpulan asas dan
nilai yang berkaitan dengan kehidupan bersama dalam lingkungan keluarga maupun
masyarakat secara luas. Dengan memahami hal diatas alhasil mahasiswa akan mampu
bertanggung jawab dalam mengambil sikap terhadap berbagai macam persoalan hidup
di lingkungannya.
Peran etika terhadap mahasiswa
Adanya
etika dalam diri mahasiswa diharapkan memiliki alat control atau menjadi
rambu-rambu bagi seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktifitasnya
sebagai mahasiswa “cek gak sak karepe dewe”. Karena gini rek, jika
mahasiswa memiliki sederet keapikan dalam beretika maka etika akan dapat
memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang di hadapi. Dengan etika
juga dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktifitas kemahasiswaannya. Tentunya etika menjadi penuntun agar dapat bersikap
sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang yang menyandang
predikat “ORANG setidaknya agak BAIK”
atau “BUKAN ORANG BAIK” tapi ingin jadi orang baik.. kata sahabat saya
yang kerjanya “Ngopi lan tura turu ae”
Hubungan
Etika dengan menungso seng jenenge Mahasiswa
Hubungan
etika dengan mahasiswa sangat erat kaitanya, karena dengan etika mampu
mengontrol mahasiswa-mahasiswa sehingga tidak melakukan hal-hal yang mampu
merugikan banyak pihak. Contohnya, etika mampu menjadi control ketika mahasiswa
berdemostrasi sehingga tidak melakukan anarkis. Di era globalisasi ini dimana
telah banyak terjadi perubahan-perubahan besar, yang akibatkan oleh beberapa
hal (secara umum) yaitu perkembangan IPTEK, urbanisasi, dan tuntutan hidup,
dimana perubahan tersebut mengarah ke kualitas, pergeseran nilai dan norma,
gaya hidup yang semakin akrab dengan budaya glamour. Sehingga seorang mahasiswa
yang beretika mampu berperan dalam dalam pembangunan masyarakat, Menjadi
filter dari pengaruh buruk di era globalisasi, Menjadi alat kontrol dalam melakukan aktivitasnya, dan Berusaha memperbaiki dan menjaga moral agar kelestarian moral tetap
terjaga.
Membangun
Etika dalam diri Mahasiswa
Jika etika ingin terbangun dengan matang di lingkungan kampus
tentunya setiap civitas akademika diharapkan ikut membangun sistem nilai di
lingkungan kampus, baik dosen, karyawan dan mahasiswa. Antara etika dengan
mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat. Etika sangat berperan penting
terhadap diri mahasiswa maupun orang lain, dengan memahami peranan etika
mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam melakukan aktivitasnya sebagai
mahasiswa misalnya di saat mahasiswa berdemonstrasi menuntut keadilan etika
menjadi sebuah alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak
anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap
siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa
harus memahami kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang
apabila sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak
bertangung jawab.
Berkaitan dengan etika yang perlu dibangun mahasiswa, dewasa ini
sedang marak tema tentang character building (mudah-mudahan
bener tulisane) dalam dunia pendidikan, yakni suatu pembentukan
karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran
etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Itu sedikit celotehan yang mampu saya tuangkan dalam oretan kertas
putih berbentuk soft file di sela-sela istirahat sore ini… menyadari banyak
kekurangan dan bnyak ketidak sesuaian dalam meletakkan urutan pembahasan serta
menetukan tajuk atau judul pembahasan. Tapi demikianlah kemampuan manusia yang
masih terus belajar, belajar dan belajar. Semoga bermanfaat nggeh…
**
Rusdi bin Karim (Ketua Rayon KH Abdurrahman Wahid 2012-2013)
0 komentar: