19 November 2015

Ngampus Boleh, Tapi Jangan Lupa Berorganisasi


Tak asing lagi kita mengenal Nama kampus dan pergerakan seperti yang kita ketahui karna kita adalah mahasiswa yang ingin selalu eksis dalam segala hal,  Jadi begini… apa seeh enaknya gelar mahasiswa, dipikir–pikir lama juga kita memperoleh gelar mahasiswa 4 tahun (S1) Bayangkan sangat lama bukan, belum lagi ditambah masalah-masalah yang berurusan dengan para Dosen-dosen killer atau para Rektorat karna mahasiswa yang jarang masuk kuliah ataupun lupa nitip abzen sama temennya. Uuwiiik… Jangan tersinggung lah kalian yang selalau melakukan hal tersebut hehe..  

Looo sadar tak sadar memang benar kok kebanyakan mahasiswa pada era globalisai saat ini dan jangan tersinggung juga banyak sekali mahasiswa yang bertujuan hanya ingin mencari ajang jodoh saja karna faktor umur kali hehe, atau juga ingin menghabiskan uang orang tua karna mungkin faktor pelampiasan. Pelampiasan apa yang dimaksud mungkin kalian sebagai mahasiswa yang bisa menjawab sendiri lah .. Ataupun juga  hanya ingin punya teman banyak seperti tipe saya ini yang ingin mempunyai banyak teman dimana mana. Semua itu hanya kalian sendirilah yang bisa menjawabnya karna kalian sendirilah yang merasakan dan melakukan hal itu.

Ingat sob, pada dasarnya Mahasiswa tak lain adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan berproses. Menurut salah satu ilmuan juga mengatakan mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir kritis dan bertindak tranformatif yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa.

“Kampusku”, kampus seperti yang kita ketahui itu adalah suatu wadah atau tempat belajarnya para pelajar tingkat mahasiswa. Kampus pun  biasa kita disebut universitas, institut atau perguruan tinggi tempat seluruh kegiatan akademik berlangsung setelah jenjang sekolah menengah kejuruan atau sederajat. Dan yang ideal bagi mahasiswa (menurut saya) adalah yang mengikuti atau yang memiliki kemauan secara sadar berorganisasi. Banyak sekali macam dan ragam bentuk suatu organisasi mulai dari yang berbentuk kecil hingga organisasi yang bentuknya besar dan mempunyai suatu tujuan sama meskipun dengan karakter anggota yang berbeda-beda.

Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing ( kepuasan kerja, pengalaman,pengetahuan dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama yakni tujuan organisasi. Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak yaitu pengurus organisasi dan anggota organisasi. Untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajibannya masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi maupun bagi pengurus organisasi.

Coba kamu bayangkan sob, jika pengalaman berorganisasi tidak pernah kita dapatkan selama aktif menjadi mahasiswa. Hampir bisa dipastikan kita akan gelagapan menghadapi masyarakat yang begitu plural dengan tujuan hidup yang berbeda pula. Karena yang namanya kemampuan itu ditentukan dari kebiasaan. Jika selama menjadi mahasiswa ia sudah terbiasa berkumpul dengan banyak orang, maka selama sisa hidupnya -setelah mahasiswa selesai menjadi mahasiswa- ia juga akan terbiasa berkumpul dan berkomunisasi secara intim dengan masyarakat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Secara otomatis, alumnus mahasiswa ini tidak akan menjadi benalu dilingkungannya masing-masing lantaran ia bisa menjadi pemersatu tujuan dari beberapa macam masyarkat yang ada. Jika hal ini terjadi, bagaimana orang tua tidak akan senang kepada anaknya ?

Menjadi mahasiswa yang organisatoris itu harus. Karena ia dituntut bukan hanya perduli terhadap hak peribadinya, melainkan juga terhadap hak orang lain ia juga diwajibkan untuk memperjuangkan, meskipun orang lain yang dimaksud tidak perduli terhadap hak-hak peribadinya. 

Intinya, belajar berorganisasi hampir sama dengan belajar menjadi orang tua. Yang terkadang ia lebih perduli terhadap hak anak-anaknya dibandingkan dengan haknya sebagai orang tua. 


**
Lumaur Ridlo (Sekretaris Komisariat 2015-2016)

Related Posts

0 komentar: