16 November 2015

Wanita Tetaplah Wanita


“Saya nggak suka sama cewek itu, cantik sih baik lagi, tapi sayangnya dia luluan S2, sedangkan aku hanya lulusan S1, mending nyari yang lain aja walaupun nggak secantik dan sebaik dia, tapi pendidikannya tidak lebih tinggi dari pada saya”. 

Pasti pernah donk kita dengar kata-kata seperti itu? Dan bukanlah suatu hal yang asing bagi kita kalau banyak pria yang gak mau bersanding dengan wanita yang pendidikan formalnya lebih tinggi daripada dia. Umumnya, pria yang berpendidikan tinggi dianggap gampang untuk mendapatkan pasangan, namun berkebalikan dengan wanita yang berpendidikan tinggi, mereka menjadi momok yang malah dijauhi oleh kaum pria. Ya mungkin ini berkaitan dengan egonya pria yang tak mau "direndahkan".

Pria itu kompetitif

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pria adalah mahluk yang sangat kompetitif. Pria ingin menjadi yang terbesar, tercepat, tertinggi, dan berbagai macam hal yang ter- lainnya. Bagi pria, sifat kompetitif ini sudah mendarah daging, sehingga bisa mempengaruhi hal-hal yang dianggap kecil dan tidak penting.

Kompetisi ada di dalam darah semua pria, bahkan pria yang paling pendiam sekalipun. Sedemikian dalamnya jiwa kompetisi pada pria, sehingga di dalam jodoh dan kehidupan berkeluarga pun jiwa kekanak-kanakan ini masih terbawa. Begitu pula di dalam sebuah perjodohan, tidak sedikit pria yang berpendapat bahwa dia harus lebih dalam segalanya dibandingkan dengan pendamping hidupnya. Lebih kaya, lebih pintar, bahkan lebih tinggi (atau minimal sama) tingkat pendidikan formalnya. Semuanya ini tidak lain dikarenakan jiwa kekanak-kanakan dari pria yang merasa harus selalu lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini sebenarnya bukan hanya opini semata, namun ini telah sesuai dengan teori psikologi dan fakta yang ada di masyarakat.

Salah satu tipe pria: Berpikiran Sempit

Para pria yang berpendapat bahwa pasangannya tidak boleh berpendidikan lebih tinggi daripada dirinya adalah seorang pria yang berpikiran sempit. Karena para pria berpikiran sempit tersebut lebih memilih untuk hidup di dalam dunia gengsinya sendiri, dan gagal untuk mengerti konsep “derajat kepintaran” di dalam hidup. Padahal seperti yang kita tahu bahwasanya tingkat kepintaran tidaklah dilihat dari gelar apa yang dipegang oleh seseorang. Tingkat kepintaran itu selalu bersifat relatif dan spesifik untuk semua hal. Dan menurut saya, tidak ada itu yang namanya seorang manusia mutlak lebih pintar/tahu dibandingkan dengan manusia yang lainnya.

Begitu pula halnya dengan wanita yang memiliki pendidikan tinggi. Jika seorang pria memang memiliki sebuah passion yang dia kejar dengan sepenuh hati, maka pria tersebut kemungkinan besar akan sadar, bahwa sebuah kata di belakang (atau di depan) nama bukanlah segalanya. Pria tersebut juga akan sadar bahwa dia punya sesuatu yang bisa dibanggakan melebihi selembar kertas bertuliskan sebuah nama dan imbuhannya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Seorang pria yang minder dengan wanita yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi dibandingkan dengan dia adalah seorang pria berpikiran sempit yang kurang (atau tidak) bersungguh-sungguh di dalam mengejar sebuah passion yang menjadi tujuan hidupnya.”

Wanita berpendidikan tinggi bukanlah seorang wanita yang menyalahi kodratnya.

“Udah, ngapain S2 nduk, nanti kamu jadi perawan tua lho??”celoteh salah seorang tetangga rumah saat mendengar perbincanganku dengan teman kecilku tentang planning pendidikan ke depan. Ungkapan itu sedikit membuatku terdiam merenung, apa hubungan antara  tingginya suatu pendidikan seorang wanita dengan jodoh??? Dan apakah wanita yang berpendidikan tinggi itu menyalahi kodrat??

Sepanjang saya belajar agama islam, saya belum menjumpai satu ayat atau  hadist pun di dalam islam yang melarang seorang wanita untuk memiliki pendidikan yang tinggi (ataupun memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan suaminya).

Yang menjadi masalah bagi seorang wanita (di dalam agama islam) adalah bukan tinggi rendahnya pendidikan dia, akan tetapi patuh atau tidaknya sang wanita tersebut kepada suaminya (jika sudah menikah). Jadi Tidaklah relevan dan terlalu mengada-ada apabila ada pria yang berpendapat bahwa wanita yang berpendidikan tinggi adalah wanita yang menyalahi kodratnya.

Jika kamu adalah seorang wanita yang ingin mengecap pendidikan tinggi, silahkan saja mengecap pendidikan tinggi. Jangan takut untuk tidak mendapatkan jodoh, karena lelaki yang berkualitas pasti tidak akan mempermasalahkan tingkat pendidikan formalmu. Yang akan lebih dinilai oleh lelaki yang berkualitas adalah hal-hal yang lebih penting (tingkat kesiapan kamu untuk menjalani sebuah hubungan yang lebih serius, misalnya). Dan tentunya kamu ingin mendapatkan suami yang berkualitas bukan? Lha dengan memperbaiki diri (melalui pendidikan) itulah cara meningkatkan kualitas diri kita agar mendapatkan pasangan yang berkualitas pula.

Perempuan mempunyai cita-cita besar, mengenyam pendidikan yang tinggi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk para generasi penerusnya kelak. Seperti kata aktris Dian Sastro Wardoyo "Entah berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu, Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas". Dan tentunya kita pasti berharap anak kita akan lebih cerdas daripada kita.

Jadi buat apa para pria harus minder? Insya Allah jika ia muslimah yang cerdas, dia bisa menempatkan dirinya dimana ia harus menjadi istri dan menjadi guru untuk anaknya bukan pemimpin untuk suaminya.

**
Ayu Azizah (Pengurus Kopri Komisariat Hasyim Asy'ari 2015-2016)

Related Posts

0 komentar: