“Saya nggak suka sama cewek itu, cantik sih baik lagi, tapi
sayangnya dia luluan S2, sedangkan aku hanya lulusan S1, mending nyari yang
lain aja walaupun nggak secantik dan sebaik dia, tapi pendidikannya tidak lebih
tinggi dari pada saya”.
Pasti
pernah donk kita dengar kata-kata seperti itu? Dan bukanlah suatu hal yang
asing bagi kita kalau banyak pria yang gak mau bersanding dengan wanita yang
pendidikan formalnya lebih tinggi daripada dia. Umumnya, pria yang
berpendidikan tinggi dianggap gampang untuk mendapatkan pasangan, namun
berkebalikan dengan wanita yang berpendidikan tinggi, mereka menjadi momok yang
malah dijauhi oleh kaum pria. Ya mungkin ini berkaitan dengan egonya pria yang
tak mau "direndahkan".
Pria itu kompetitif
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa pria adalah mahluk yang sangat
kompetitif. Pria ingin menjadi yang terbesar, tercepat, tertinggi, dan berbagai
macam hal yang ter- lainnya. Bagi pria, sifat kompetitif ini sudah mendarah
daging, sehingga bisa mempengaruhi hal-hal yang dianggap kecil dan tidak
penting.
Kompetisi ada di dalam darah semua pria, bahkan pria yang paling
pendiam sekalipun. Sedemikian dalamnya jiwa kompetisi pada pria, sehingga di
dalam jodoh dan kehidupan berkeluarga pun jiwa kekanak-kanakan ini masih
terbawa. Begitu pula di dalam sebuah perjodohan, tidak sedikit pria yang
berpendapat bahwa dia harus lebih dalam segalanya dibandingkan dengan
pendamping hidupnya. Lebih kaya, lebih pintar, bahkan lebih tinggi (atau
minimal sama) tingkat pendidikan formalnya. Semuanya ini tidak lain
dikarenakan jiwa kekanak-kanakan dari pria yang merasa harus selalu lebih
dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini sebenarnya bukan hanya opini semata,
namun ini telah sesuai dengan teori psikologi dan fakta yang ada di masyarakat.
Salah satu tipe pria: Berpikiran Sempit
Para pria yang berpendapat bahwa pasangannya tidak boleh
berpendidikan lebih tinggi daripada dirinya adalah seorang pria yang berpikiran
sempit. Karena para pria berpikiran sempit tersebut lebih memilih untuk hidup
di dalam dunia gengsinya sendiri, dan gagal untuk mengerti konsep “derajat
kepintaran” di dalam hidup. Padahal seperti yang kita tahu bahwasanya tingkat
kepintaran tidaklah dilihat dari gelar apa yang dipegang oleh seseorang.
Tingkat kepintaran itu selalu bersifat relatif dan spesifik untuk semua hal.
Dan menurut saya, tidak ada itu yang namanya seorang manusia mutlak lebih
pintar/tahu dibandingkan dengan manusia yang lainnya.
Begitu pula halnya dengan wanita yang memiliki pendidikan tinggi.
Jika seorang pria memang memiliki sebuah passion yang dia kejar dengan sepenuh
hati, maka pria tersebut kemungkinan besar akan sadar, bahwa sebuah kata di
belakang (atau di depan) nama bukanlah segalanya. Pria tersebut juga akan sadar
bahwa dia punya sesuatu yang bisa dibanggakan melebihi selembar kertas
bertuliskan sebuah nama dan imbuhannya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Seorang
pria yang minder dengan wanita yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi
dibandingkan dengan dia adalah seorang pria berpikiran sempit yang kurang (atau
tidak) bersungguh-sungguh di dalam mengejar sebuah passion yang menjadi tujuan
hidupnya.”
Wanita berpendidikan tinggi bukanlah seorang wanita yang menyalahi
kodratnya.
“Udah, ngapain S2 nduk, nanti kamu jadi perawan tua
lho??”celoteh salah seorang tetangga rumah saat mendengar perbincanganku dengan
teman kecilku tentang planning pendidikan ke depan. Ungkapan itu sedikit
membuatku terdiam merenung, apa hubungan antara
tingginya suatu pendidikan seorang wanita dengan jodoh??? Dan apakah
wanita yang berpendidikan tinggi itu menyalahi kodrat??
Sepanjang saya belajar agama islam, saya belum menjumpai satu ayat
atau hadist pun di dalam islam yang melarang seorang wanita untuk
memiliki pendidikan yang tinggi (ataupun memiliki pendidikan yang lebih tinggi
dibandingkan suaminya).
Yang menjadi masalah bagi seorang wanita (di dalam agama islam)
adalah bukan tinggi rendahnya pendidikan dia, akan tetapi patuh atau tidaknya
sang wanita tersebut kepada suaminya (jika sudah menikah). Jadi Tidaklah
relevan dan terlalu mengada-ada apabila ada pria yang berpendapat bahwa wanita
yang berpendidikan tinggi adalah wanita yang menyalahi kodratnya.
Jika kamu adalah seorang wanita yang ingin mengecap pendidikan
tinggi, silahkan saja mengecap pendidikan tinggi. Jangan takut untuk tidak
mendapatkan jodoh, karena lelaki yang berkualitas pasti tidak akan mempermasalahkan
tingkat pendidikan formalmu. Yang akan lebih dinilai oleh lelaki yang
berkualitas adalah hal-hal yang lebih penting (tingkat kesiapan kamu untuk
menjalani sebuah hubungan yang lebih serius, misalnya). Dan tentunya kamu ingin
mendapatkan suami yang berkualitas bukan? Lha dengan memperbaiki diri (melalui
pendidikan) itulah cara meningkatkan kualitas diri kita agar mendapatkan
pasangan yang berkualitas pula.
Perempuan mempunyai cita-cita besar, mengenyam pendidikan yang
tinggi bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk para generasi penerusnya
kelak. Seperti kata aktris Dian Sastro Wardoyo "Entah berkarir atau
menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia
akan menjadi ibu, Ibu-ibu cerdas akan menghasilkan anak-anak cerdas". Dan
tentunya kita pasti berharap anak kita akan lebih cerdas daripada kita.
Jadi buat apa para pria harus minder? Insya Allah jika ia muslimah
yang cerdas, dia bisa menempatkan dirinya dimana ia harus menjadi istri dan
menjadi guru untuk anaknya bukan pemimpin untuk suaminya.
**
Ayu Azizah (Pengurus Kopri Komisariat Hasyim Asy'ari 2015-2016)
0 komentar: