Telah beredar kabar bahwa beberapa organisasi islam garis keras yang berada di Indonesia telah mencanangkan strategi untuk membumi hanguskan organisasi keislam yang moderat, salah satu yang dimaksud adalah NU. (Baca: http://www.muslimedianews.com/2014/12/mui-pusat-wahabi-dan-syiah-targetkan.html). Menurut hemat penulis, wacana demikian berangkat dari kekecewaan Ormas Islam garis keras dengan bentuk pemerintahan yang ada di Indonesia. Ini wajar, karena suatu "Keyakinan" yang dianggap baik secara pemikiran, ternyata hanya menjadi "utopia' belaka dalam kenyataannya. Indonesia yang memakai asas Pancasila selama kurun waktu 69 tahun, dirasa tidak memberikan kemanfaatan yang berarti didalam pelaksanaannya. Korupsi, kolusi, dan nepotisme sampai saat ini tidak pernah hilang dari permukaan bumi pertiwi, bahkan pemberitaannya semakin menjadi-jadi di media masa. Itu semua (bagi mereka), karena Indonesia tidak memakai sistem pemerintahan yang Islami (baca; Khilafah) sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Ulama-ulama terdahulu. Baginya, Khilafah menjadi alternatif dan dianggap relevan untuk menjawab berbagai permasalahan sosial masyarakat, sekaligus mampu menjaga tegaknya syariat Islam di Negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Karena NU adalah salah satu organisasi Islam yang mengakui Pancasila sebagai asas tunggal di Indonesia, maka jelas bagi mereka bahwa organisasi ini harus lebih dulu 'dirusak' kelembagaan sekaligus ajaran-ajarannya. Dan proses 'perusakan' itu sudah mulai dilakukan saat ini, melalui fans page facebook NU Garis Lurus yang ditemukan oleh penulis. (Buka: https://www.facebook.com/pages/NU-Garis-Lurus/467428066729602?ref=ts&fref=ts)
Jika warga Nahdliyin masih menganggap bahwa sistem Khilafah tidak akan mungkin ada dan dipakai sebagai sistem pemerintahan di Indonesia, maka mulai sekarang paradigma semacam itu harus ditinjau ulang.
Semoga tulisan ini mendapatkan umpan balik bagi sahabat-sahabat yang lain. Terimakasih.
(Rivai Moehamed)
0 komentar: