27 Desember 2015

Belajar Menulis dari Mantan Pemburu Kodok

Pepatah mengatakan, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Setiawan G. Sasongko menolak keras penyataan Pameo bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh bakat. Menurutnya dalam buku Dalan Sugih ini, pernyataan itu sangat menyesatkan. Justeru bakat hanya berpengaruh 5%, dan 95% adalah kemauan.
Selain sebagai penulis, Setiawan G. Sasongko adalah seorang ilustrator, kartunis, dan konsultan penulisan biografi atau otobiografi. Sampai-sampai, dia menyebut dirinya ahli biografi. Sebagai seorang alumnus jurusan filsafat yang tugasnya cuma mikir, dulu dia mempunyai cita-cita tinggi untuk menjadi penulis.
Setiawan bahkan memberikan statemen bahwa penulisan dibutuhkan oleh semua bidang, tidak hanya untuk wartawan dan penulis saja. Semisal ada dokter yang mempunyai pengalaman menarik selama praktik dan sangat penting untuk diketahui masyarakat, maka hal itu perlu dituliskan. Bila tidak mempunyai keterampilan dalam menulis, dokter itu perlu membayar orang untuk menuliskan pengalamannya. Keterampilan menulis memang dibutuhkan oleh siapapun.
Di awal buku, Setiawan menceritakan secara panjang lebar kisah bangun tidurnya dalam hal kepenulisan. Mulai dari terinspirasinya dia oleh bapaknya yang bisa menulis di udara, cerita mendapat mesin ketik, patah hati dengan Kompas, sampai menjadi penerbit.
Buku ini tergolong lengkap. Bahasannya merambah sampai penulisan berita, cerpen, puisi, novel, drama panggung, skenario drama radio, skenario film, resensi, wawancara, catatan perjalanan, sampai pembuatan proposal. Setiawan selalu memberikan contoh di setiap jenis tulisan itu, tentunya dengan karyanya sendiri. Penulis mengulas tulisannya sendiri di belakang contoh, kadang juga di belakang tiap paragraf.
Setiawan tidak menyuguhkan banyak teori kepenulisan di dalam buku ini. Bahkan, aturan-aturan bahasa cuma disinggung kurang dari 5 halaman. Ia lebih menunjukkan kepada pembaca trik langka untuk membuat tulisan yang berkualitas. Terlepas dari diterima di media atau penerbit atau tidak.
Kajiannya yang umum membuat buku ini kurang komprehensif. Karena itulah mengapa dokter spesialis lebih tinggi derajatnya dibanding dokter umum. Dokter spesialis lebih tahu mendetail tentang suatu bidang ilmu, sedangkan dokter umum tahu semua bidang ilmu tetapi tidak mendetail. Buku ini tentu kalah jika dibanding buku semacam cara jitu menulis cerpen yang secara khusus membahas cerpen sampai ke akar-akarnya.
Dilihat dari judulnya saja, buku ini sudah mencerminkan ruh kejawaan penulisnya. Jika Anda membaca setiap contoh karyanya, kebanyakan mengandung khazanah Jawa, termasuk mistik. Anda juga bisa merasakan suasana desa yang dialami oleh penulis pribadi. Desa yang penuh dengan sawah, yang zaman dahulu penulis sering mencari kodok di sana. Kalau begitu benar, mantan pemburu kodok juga bisa jadi penulis.(abd)
Judul Buku  : Dalan Sugih: Trik Jadi Penulis-Pengarang-Penerbit
Pengarang    : Setiawan G. Sasongko
Cetakan    : Desember 2012
Halaman    : vi + 290
Penerbit    : Pustaka Wasilah
Resentator    : Hilmi Abedillah

Related Posts

0 komentar: