Penurunan
sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak disebut hereditas, sedangkan ilmu
yang mempelajari hereditas adalah genetika. Rekayasa genetika merupakan salah
satu pokok bahasan dalam ilmu Bioteknologi (cabang ilmu biologi). Rekayasa
genetika tersendiri adalah suatu proses manipulasi gen dengan cara membuat DNA
rekombinan yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang unggul. DNA
rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinansikan agar memiliki
sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme penerimanya
mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan.Suatu organisma
terdiri atas satu atau banyak sel. Suatu organisma mungkin memiliki sel tunggal
(uniseluler) atau tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel adalah unit
dasar dari organisasi suatu organisma. Analisis secara kimia dari sel
menunjukkan bahwa didalam sel terdapat senyawa organik seperti karbohidrat,
lemak, protein, dan asam nukleat. Asam nukleat merupakan materi inti sel. Ada
dua macam asam nukleat, yaitu asam ribonukleat / ribonucleic acid (RNA)
dan asam deoksiribonukleat / deoxyribonucleic acid (DNA = merupakan
komponen penyusun gen). Fungsi asam
nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik.
Sejarah rekayasa
genetika dimulai sejak Teori pewarisan sifat yg pertama kali dicetuskan oleh
Gregor Johann Mendel(1822-1884), anak seorang petani kecil di Moravia Utara.
Mendel berpendapat bahwa sifat-sifat dapat diturunkan dari generasi kegenerasi
melalui faktor penentu. Faktor penentu tersebut antara lain DNA, RNA, gen
(satuan terkecil didalam sel yang berperan menentukan hereditas / sifat
keturunan), dan kromosom (benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau
bengkok dan terdiri atas zat yang mudah mengikat zat warna didalam nukleus/
inti sel).
Agar materi genetik
dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus memotong materi
genetik tersebut. Genetika pada saat ini telah berkembang pesat. Sejak struktur
DNA diketahui dan kode genetika dipecahkan, serta proses transkripsi dan
translasi dapat dijabarkan dalam kurun waktu antara tahun 1952 dan 1953, telah
membuka pintu untuk perkembangan penting dibidang genetika.
Implementasi
bioteknologi berupa rekayasa genetika sangat dimungkinkan pada zaman sekarang.
Sehingga muncul kembali manusia-manusia super jenius di dunia sekelas Albert
Einstein atau Stephen Hawking. Manusia-manusia super itu tetap lestari di muka
bumi, 100% sama persis yang membedakan hanya generasinya. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat membuat manusia semakin canggih untuk
menciptakan organisme super dengan mengotak-atik struktur genetiknya. Melalui
teknologi cloning, siapapun dapat diduplikasi. Clonaid, perusahaan
Bioteknologi di Bahama, sukses menghasilkan kloning pertama di dunia dengan
lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari
10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Clonaid adalah sebuah
perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka
mempercayai kehidupan di bumi diciptakan oleh makhluk luar angkasa melalui
rekayasa genetika. Dalam proses penelitiannya banyak pihak yang menkhawatirkan
tidak akan berhasilnya hasil kloning pada manusia. Pada awal penelitian
dilakukan dengan sampel hewan, ketidaksempurnaan hasil kloning pada hewan akan
menjadi cerminan dan petunjuk pada kloning manusia.Jika dalam proses kloning
pada manusia terdeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan. Kelahiran
Eve sebagai hasil dari jerih payah ilmuwan barat dalam bidang saintific
memecahkan tantangan dan ramalan kemustahilan. Secara tidak langsung dengan
teknologi ini sebagai celah memperbaiki kualitas keturunan baik dari segi
intelektualitas, estetika, kekuatan fisik (meminimalisir penyakit keturunan),
ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi
konvensional.
Terancamkah manusia
dengan adanya manusia-manusia kloning dalam perkembangan zaman kedepannya?
Banyak dari ilmuwan
khususnya dalam bidang kedokteran menyetujui reproduksi manusia dengan cara
kloning memang memungkinkan. Penekanannya, eksperimen tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan dikarenakan tingginya resiko kematian dan gangguan pasca
kelahiran. Teknik cloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab
keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel sel kanker,
penggunaan sel sistem untuk meregenerasi sel syaraf, kemajuan dalam penelitian
masalah penuaan, genetika dan pengobatan.
Dalam pandangan
islam, kajian mengenai hukum kloning merupakan kajian kontemporer (kekinian).
Dalam kajian literatur klasik belum pernah membahas mengenai kloning. Karena
disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mendukung. Dalam pemberlakuan hukum tentang kloning manusia ini, beberapa ulama
membedakannya dalam 2(dua) hukum yaitu:
Mubah (fertilisasi
atau pembuahan berasal dari sel sperma suami dengan sel telur istri) dan
selanjutnya ditanamkan kedalam rahim ibu pemilik sel telur. Haram (setelah
terjadi pembuahan, hasil fertilisasi ditanam pada rahim wanita yang berbeda).
Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh (HR. Ibnu Majah) yang mengandung
arti : “siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya,
maka dia akan mendapatkan laknat dari ALLAH, para malaikat dan seluruh ummat”
Bagaimana dengan
kondisi SDM masyarakat indonesia sekarang ? semakin berkualitas atau hanya bisa
berbicara tanpa adanya bukti, seperti para politikus yang merenggut janji-janji
rakyat?
Jika
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapt membantu kualitas baik
dalam intelektualitas, kesehatan, keindahan, dll. Mengapa tidak kita
lakukan? ketika semakin menuanya bangsa
ini, menua pulalah kualitas masyrakatnya . Mahasiswa khususnya agent of change,
tidak hanya bisa melakukan aksi-aksi turun kejalan tanpa sebab dan tujuan yang
jelas. Mahasiswa yang ditunggu-tunggu oleh masyrakat untuk bisa mengubah
tatanan kehidupan berkelanjutan kedepannya. Moderanisasi bukan alasan untuk
bisa membodohi manusia dengan berkembangpesatnya teknologi. Memanfaatkan dengan
baik dan sesuai kebutuhan akan membantu kita memecahkan permasalahan. Sebagai
mahasiswa yang berpendidikan setidaknya kita mereformasi generasi-generasi yang
masih seumur jagung tuk bisa mewujudkan indonesia lebih maju dan dapat
dipertanggungjawabkan kualitas SDMnya. Kemungkinan yang sangat tidak di
harapkan, indonesia semakin tak berdaya melawan arus moderanitas. Memunculkan
generasi-generasi selanjutnya hasil teknologi kloning, sungguh mengenaskan..
**
Kurratul 'Aini (Pengurus Rayon Fakultas Ilmu Pendidikan - Mahasiswi Semester III Prodi Pend. IPA)
0 komentar: