13 November 2015

Eksistensi SDM Melemah, Perlukah Rekayasa Genetik ?

Penurunan sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak disebut hereditas, sedangkan ilmu yang mempelajari hereditas adalah genetika. Rekayasa genetika merupakan salah satu pokok bahasan dalam ilmu Bioteknologi (cabang ilmu biologi). Rekayasa genetika tersendiri adalah suatu proses manipulasi gen dengan cara membuat DNA rekombinan yang bertujuan untuk mendapatkan organisme yang unggul. DNA rekombinan adalah DNA yang urutannya telah direkombinansikan agar memiliki sifat-sifat atau fungsi yang kita inginkan sehingga organisme penerimanya mengekspresikan sifat atau melakukan fungsi yang kita inginkan.Suatu organisma terdiri atas satu atau banyak sel. Suatu organisma mungkin memiliki sel tunggal (uniseluler) atau tersusun atas banyak sel (multiseluler). Sel adalah unit dasar dari organisasi suatu organisma. Analisis secara kimia dari sel menunjukkan bahwa didalam sel terdapat senyawa organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Asam nukleat merupakan materi inti sel. Ada dua macam asam nukleat, yaitu asam ribonukleat / ribonucleic acid (RNA) dan asam deoksiribonukleat / deoxyribonucleic acid (DNA = merupakan komponen penyusun gen).  Fungsi asam nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik.

Sejarah rekayasa genetika dimulai sejak Teori pewarisan sifat yg pertama kali dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel(1822-1884), anak seorang petani kecil di Moravia Utara. Mendel berpendapat bahwa sifat-sifat dapat diturunkan dari generasi kegenerasi melalui faktor penentu. Faktor penentu tersebut antara lain DNA, RNA, gen (satuan terkecil didalam sel yang berperan menentukan hereditas / sifat keturunan), dan kromosom (benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok dan terdiri atas zat yang mudah mengikat zat warna didalam nukleus/ inti sel).

Agar materi genetik dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus memotong materi genetik tersebut. Genetika pada saat ini telah berkembang pesat. Sejak struktur DNA diketahui dan kode genetika dipecahkan, serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan dalam kurun waktu antara tahun 1952 dan 1953, telah membuka pintu untuk perkembangan penting dibidang genetika.

Implementasi bioteknologi berupa rekayasa genetika sangat dimungkinkan pada zaman sekarang. Sehingga muncul kembali manusia-manusia super jenius di dunia sekelas Albert Einstein atau Stephen Hawking. Manusia-manusia super itu tetap lestari di muka bumi, 100% sama persis yang membedakan hanya generasinya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membuat manusia semakin canggih untuk menciptakan organisme super dengan mengotak-atik struktur genetiknya. Melalui teknologi cloning, siapapun dapat diduplikasi. Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, sukses menghasilkan kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Clonaid adalah sebuah perusahaan yang didirikan sekte keagamaan Raelians tahun 1997. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan oleh makhluk luar angkasa melalui rekayasa genetika. Dalam proses penelitiannya banyak pihak yang menkhawatirkan tidak akan berhasilnya hasil kloning pada manusia. Pada awal penelitian dilakukan dengan sampel hewan, ketidaksempurnaan hasil kloning pada hewan akan menjadi cerminan dan petunjuk pada kloning manusia.Jika dalam proses kloning pada manusia terdeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan. Kelahiran Eve sebagai hasil dari jerih payah ilmuwan barat dalam bidang saintific memecahkan tantangan dan ramalan kemustahilan. Secara tidak langsung dengan teknologi ini sebagai celah memperbaiki kualitas keturunan baik dari segi intelektualitas, estetika, kekuatan fisik (meminimalisir penyakit keturunan), ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses reproduksi konvensional.

Terancamkah manusia dengan adanya manusia-manusia kloning dalam perkembangan zaman kedepannya?

Banyak dari ilmuwan khususnya dalam bidang kedokteran menyetujui reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Penekanannya, eksperimen tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan dikarenakan tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran. Teknik cloning memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel sel kanker, penggunaan sel sistem untuk meregenerasi sel syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.

Dalam pandangan islam, kajian mengenai hukum kloning merupakan kajian kontemporer (kekinian). Dalam kajian literatur klasik belum pernah membahas mengenai kloning. Karena disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung. Dalam pemberlakuan hukum tentang kloning manusia ini, beberapa ulama membedakannya dalam 2(dua) hukum yaitu:

Mubah (fertilisasi atau pembuahan berasal dari sel sperma suami dengan sel telur istri) dan selanjutnya ditanamkan kedalam rahim ibu pemilik sel telur. Haram (setelah terjadi pembuahan, hasil fertilisasi ditanam pada rahim wanita yang berbeda). Sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh (HR. Ibnu Majah) yang mengandung arti : “siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, maka dia akan mendapatkan laknat dari ALLAH, para malaikat dan seluruh ummat”

Bagaimana dengan kondisi SDM masyarakat indonesia sekarang ? semakin berkualitas atau hanya bisa berbicara tanpa adanya bukti, seperti para politikus yang merenggut janji-janji rakyat?


Jika dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapt membantu kualitas baik dalam intelektualitas, kesehatan, keindahan, dll. Mengapa tidak kita lakukan?  ketika semakin menuanya bangsa ini, menua pulalah kualitas masyrakatnya . Mahasiswa khususnya agent of change, tidak hanya bisa melakukan aksi-aksi turun kejalan tanpa sebab dan tujuan yang jelas. Mahasiswa yang ditunggu-tunggu oleh masyrakat untuk bisa mengubah tatanan kehidupan berkelanjutan kedepannya. Moderanisasi bukan alasan untuk bisa membodohi manusia dengan berkembangpesatnya teknologi. Memanfaatkan dengan baik dan sesuai kebutuhan akan membantu kita memecahkan permasalahan. Sebagai mahasiswa yang berpendidikan setidaknya kita mereformasi generasi-generasi yang masih seumur jagung tuk bisa mewujudkan indonesia lebih maju dan dapat dipertanggungjawabkan kualitas SDMnya. Kemungkinan yang sangat tidak di harapkan, indonesia semakin tak berdaya melawan arus moderanitas. Memunculkan generasi-generasi selanjutnya hasil teknologi kloning, sungguh mengenaskan..


**

Kurratul 'Aini (Pengurus Rayon Fakultas Ilmu Pendidikan - Mahasiswi Semester III Prodi Pend. IPA)

Related Posts

0 komentar: