31 Januari 2018

Aku dan Mereka


Oleh: AWae  (Ade Taufiq Solihin)
Aku…
Ahad, 10 September 2017, awal kali aku menginjakan kaki di tanah ini. Sebelumnya tidak pernah terbayangkan dan terencana akan mengenyam pendidikan di salah satu tempat yang memang sudah tidak asing lagi bagi khalayak umum terkait dengan ilmu keagamaannya.Yahh Tebuireng tepatnya, lahir ulama besar dan pendiri Nahdhatul Ulama, Hadratusyaikh M. Hasyim Asy’ari.
Saat awal masuk di Universitas Hasyim Asy’ari, aku masih ingat tepatnya hari Selasa, 12 September 2017, sebagaimana mestinya dan sudah sewajarnya mahasiswa baru (maba) mendapat sebuah bimbingan dan percontohan yang baik dari senioritas atau lebih familiar di kampus kami yaitu dengan sebutan KATING (kakak tingkat).
Mengenai KATING, ada sedikit keherananku dengan mereka, yang dimana perlakuan baik yang sebelumnya aku bayangkan tapi berubah menjadi sebuah bunyi genderang kebencian. Ntahlah, aku juga hanya mahasiswa baru yang tidak mengetahui sebab musababnya kenapa, mengapa dan bagaimana.

Aku…
Aku adalah mahasiswa baru Fakultas Teknologi Informasi, dan masih begitu polosnya diriku, wajar juga di hari itu, Kamis, 14 September 2017 pukul 07.00 kami mahasiswa baru bergegas untuk berangkat ke kampus dengan memakai atribut yang kami rasa sangat memalukan namun membuat para KATING merasa senang.
Dimulai dengan agenda upacara, pengabsenan, dan penyangsian bagi mereka termasuk aku yang telat hari itu. Kami digiring untuk masuk kedalam ruangan yang sudah disediakan oleh panitia, katanya sih disana kita akan diberikan pemaparan terkait dengan elemen organisasi intra yang harus diikuti oleh mahasiswa baru, dimulai dari HMP, BEM, DPW, DPM, dan berbagai jenis UKM yang ada di kampusku.
Dalam pemaparan yang begitu banyak disampaikan oleh mereka, ada satu kata yang mereka selipkan sebagai larangan dan peringatan terhadap beberapa organisasi ekstra kampus,ntahlahaku hanya mahasiswa baru yang tidak tau apa sebabnya mereka berkata dan menyampaikan seperti itu.
“Masa iya kita mau memajukan organisasi ekstra kampus sedangkan tempat kita adalah didalam kampus, jadi yang harus kita majukan, kita kembangkan adalah organisasi yang ada didalam kampus ini terlebih dahulu”, ucap salah satu KATING dengan lantang.
Diakhir acara itu, aku acungkan tangan dan bertanya pertama, se eksekutif apakah BEM ini? kedua, seberguna apakah BEM ini bagi fakultas? sedangkan dalam namanya saja sudah ada pemisahan, dan pembeda antara mahasiswa BEM dan mahasiswa yang lainnya. Ketiga, kami selaku mahasiswa ingin mengetahui bagaimana gerakan dan gebrakan dari BEM TI untuk membawa Fakultas menjadi lebih baik. Sontak ramai tepuk tangan orang-orang yang ada di ruangan setelah aku utarakan pertanyaanku pada mereka.
Namun ada hal yang sangat aku sayangkan, saat mereka memberikan jawaban dari pertanyaanku tersebut mereka masih dengan santainya melakukan diskusi dan musyawarah didepan dan memberikan sebuah jawaban yang aku rasa kurang memuaskan apalagi terkait dengan pertanyaan yang terakhir. Jika dilihat dari jawaban dan kegiatan yang mereka berikan kepada kami, aku rasa kontribusi BEM terhadap fakultas dan kampus sangatlah sedikit dan tidak maksimal.
“Jika hanya kegiatan dan agenda seperti itu lantas mengapa mereka mewanti- wanti atau memberi peringatan agar mahasiswa baru tidak mengikuti organisasi diluar kampus?” pikirku dalam hati.
“Padahal menurutku hasil yang didapatkan dari organisasi ekstra bisa dituangkan dan diimplementasikan didalam kampus”. imbuhku saat diriku terpangku di kursi lipat itu.

bersambung.....
Previous Post AGAMA ITU SAMA
Next Post Dingin

Related Posts

0 komentar: