Siapa yang tak kenal dengan tokoh Pak Raden
pada serial film Si Unyil? Tokoh yang terkenal pelit dan galak, lengkap dengan
busana khas Jawa, tongkat kayu, kumis dan alisnya yang tebal. Sudah pasti
semuanya kenal. Mulai dari kalangan anak-anak sampai kalangan tua. Karena
karyanya telah lahir sejak tahun 80-an. Pak Raden mempunyai nama asli Dr.Suyadi
yang merupakan putera Patih Surabaya pada zaman Belanda yang lahir di Puger,
Jember pada tanggal 28 November 1982.
Pada tahun 1980 hingga 1991, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini pernah terlibat langsung dalam serial Si Unyil. Dari tangannyalah karakter boneka yang konsep cerita yang ditulis Kurnain Suhardiman itu melegenda hingga saat ini. Pada masa jayanya, serial Si Unyil telah mencapai lebih dari 603 seri film boneka, dan menjadi teman pemirsanya di seluruh Nusantara di setiap Minggu pagi. Seperti yang dilansir Pak Raden.org. Si Unyil lahir pada tahun1980-an dan kemudian diformat ulang agar sesuai dengan era 2000-an, supaya tetap digemari anak-anak Indonesia. Hasil format ulang acara Si Unyil adalah Laptop Si Unyil
Suyadi pernah menimba ilmu di Fakultas Seni Rupa ITB Bandung (1952-1960), lalu meneruskan belajarnya di Prancis (1961-1963). Suyadi adalah seniman serba bisa yang namanya terus bertahan hingga empat dekade. Tidak hanya menciptakan boneka Si Unyil saja, beliau juga seorang pelukis, penulis dan pembaca dongeng, animator. Bahkan pada saat menjadi mahasiswa, Suyadi telah menghasilkan karya berupa sejumlah buku anak bergambar, dan film pendek animasi. Beliau adalah seniman sejati dengan berbagai karya.
Meskipun bergelar doktoral dan bahkan pernah menjadi dosen di almamaternya ITB, rumah Suyadi terlihat sangat tak terurus. Mungkin orang yang masuk ke dalam rumahnya akan sejenak menahan nafas karena baunya yang tak mengenakkan. Seperti tak pernah tersentuh tangan wanita. Dan benar saja, Suyadi tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak. Suyadi tinggal serumah dengan pembantunya, itupun pria dan puluhan ekor kucing yang ia pelihara. Rumah kontraka yang sangat sempit itu dipenuhi dengan hasil lukisan, boneka-boneka kayu, kertas yang berserakan, dan bekas-bekas cat.
Suyadi menggantungkan hidupnya dari lukisan, buku-buku ciptaannya. Karena kondisi keuangannya yang tidak stabil serta fisik yang sudah tidak lagi sehat membuat Suyadi pernah menawarkan karya lukisannya kepada Jokowi saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Dan uangnya digunakan untuk biaya pengobatan. Saat hidupnya Suyadi memperjuangkan untuk mendapatkan hak cipta serial “Si Unyil” miliknya tersebut, dan saat perjuangannya belum membuahkan hasil, beliau telah terlebih dahulu dipanggil Sang Khaliq untuk mengadap-Nya.
Kini Suyadi telah pergi membawa semua cerita bahagia dan duka. Cerita bahagianya lantaran beliau adalah sahabat anak-anak Indonesia sepanjang masa. Dan cerita dukanya adalah penghargaan yang layak tak diberikan negeri ini terhadap karya beliau yang turut mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama anak-anak. Tak ada royalty yang ia terima dari kerya boneka-bonekanya. Beliau hanya dibayar karena mengisi suara saja. Tidak seperti artis-artis jaman sekarang yang menjadikan akhlak muda-mudi Indonesia menjadi bobrok yang malah sangat dibangga-banggakan.
“Sebelum saya dimasukkan ke dalam kotak (peti mati), saya ingin hak saya dikembalikan kepada saya”, tuturnya pada saat konferensi pers di kediamannya. Dan nyatanya, sampai beliau meninggal pun harapan yang ia nantikan sejak lama belum juga terwujud.
Suyadi adalah salah satu dari banyak sekali
orang yang mencintai Indonesia dengan hati dan otaknya. Bukan dengan tujuan
untuk memenuhi isi saldo di rekeningnya.
Indonesia, oh Indonesia. Kau ini sebenarnya apa? Negeri yang dibangga-banggakan kerena seni dan budayanya yang sangat beragam ini ternyata belum bisa cara mengucapkan terimakasih. Untuk mereka yang memang berjuang mati-matian demi kemajuan Indonesia. Contohnya saja seniman hebat dan para veteran, banyak diantara mereka yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka seharusnya menikmati masa tua dengan ketentraman, karena merekalah yang telah merebut kembali ketentraman Indonesia yang dahulunya dikuasai oleh penjajah. Tak sedikit dari mereka yang hidup terlunta-lunta dihimpit biaya kehidupan yang semakin melangit.
Mereka yang dahulu memakai baju robek dan bersimbah darah, karena memperjuangkan kemerdekaan malah saat ini dibuang di bawah kolong jembatan. Seperti sampah menjijikan. Indonesia, ingatlah kau punya hutang kepada mereka. Saat ini, orang-orang yang memakai jas dan berdasi saja dengan enaknya kau fasilitasi rumah dan mobil-mobil mewah. Apa yang telah diberikan orang-orang seperti mereka untuk engkau, wahai Indonesia. Tak sadarkah? Jika saat ini sedikit-demi sedikit mereka sedang mengeruk kemakmuranmu. Mereka semua pasti akan turun, kamilah muda-mudi yang kelak akan memimpin bangsa ini, di barisan terdepan. Menuju kemakmuran. Sering kita lihat di pojok-pojok pinggiran, orang-orang mati hanya untuk mendapatkan sekepal beras bercampur batu. Dan itulah pahlawan, separuh dari rakyat negeri yang amat lucu ini. Entahlah, semoga kau cepat tersadar dari mimpimu. Dan segera melihat apa yang sebenarnya terjadi di tanah subur kotupsi ini. Aamiin
Pada Jumat (30/10/2015) pukul 22.20 WIB, Suyadi meninggal dunia dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat, karena mengalami infeksi pada paru kanan.
Selamat jalan Suyadi, selamat jalan Pak Raden.
Terimakasih untuk baktimu kepada pendidikan negeri ini. Untuk dongeng-dongeng
menyenangkan, dan untuk sahabat yang telah kau kenalkan kepada kami “Si Unyil”.
**
Nurul Fajriyah (Bendahara Rayon KH Abdurrahman Wahid 2015-2016)
Bismillahir Rahmanir Rahim
BalasHapusSalam dan selawat
Kepada:
Mahasiswa
Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Indonesia.
Pertanyaan mahasiswa: Adakah kalian bersetuju semua sahabat itu sesat kecuali 3 orang: Miqdad bin Aswad, Abu Dzar dan Salman al-Farisi menurut sumber Syiah?
Jawapan 1.
Al-Qur'an sebagai asas agama Islam
Sesat atau kafirnya seorang muslim termasuk sahabat, adalah terletak kepada sejauh mana mereka percaya dan menghayati ajaran al-Qur'an dalam kehidupan mereka.
Jawapan 2
Sunnah Nabi saw sebagai asas agama Islam selepas al- Qur'an.
2. Sejauh mana mereka percaya dan menghayati Sunnah Nabi saw dalam kehidupan mereka.
Jawapan 3
3.Justeru, ia bukan soal kalian bersetuju atau pun tidak dengan seorang itu sesat atau kafir kerana ia berkait rapat dengan sistem nilai yang diakui oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jawapan 4
4. Sumber Sunni tentang kesesatan atau kekafiran majoriti para sahabat Nabi saw selepas kewafatan Nabi saw kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw, boleh didapati dalam Sahih al- Bukhari, Kitab al-Riqaq, bab al- Haudh, hadis ,584, 585,586, dan 587.
Hadis 587 menyatakan bahawa mereka (sahabat) telah murtad ke belakang. Justeru, aku tidak melihat mereka (sahabat) terselamat melainkan segelintir daripada mereka (bilangan yang sedikit) seperti unta yang tersesat atau terbiar daripada pengembalanya (mithlu humali nna'am).
Jawapan 5
5. Sahih Muslim, bab Ithbat Haudhi Nabiyyi-na menyatakan bahawa hanya sedikit sahaja sahabat yang selamat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Lihat, hadis no. 26, (2290), (2291), no. 27 (2293), 28, (2294), 32 (2297), 40 (2304).
Hadis no. 29 (2295) " Sesungguhnya aku akan mendahului kamu di Haudh. Tidak ada seorang pun daripada kamu (para sahabatku) akan mendatangiku sehingga dia akan dihalau atau diusir daripadaku sebagaimana dihalau atau diusir unta yang sesat (bilangan yang sedikit).
Aku bersabda: Apa salahnya? Sesungguhnya anda tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh mereka selepas anda meninggalkan mereka. Jauh! Dari rahamat Tuhan (suhqan).
Jawapan 6
Al-Qur'an
6. Hanya sedikit sahaja di kalangan orang Islam yang mengikut al-Qur'an 100% sebagaimana Firman-Nya Surah al-Saba' (34): 13 " dan sedikit sahaja di kalangan hamba-hamba-Ku yang berterima kasih". Ini bererti kebanyakan orang-orang Islam sama ada sahabat atau bukan sahabat sedikit sahaja yang berterima kasih. Justeru, mereka disiksa oleh Allah swt kerana tidak berterima kasih.
Jawapan 7
7. Sila baca teks Sahih al-Bukhari dan Sahih Muslim tentang kekafiran majoriti para sahabat kerana mereka telah mengubah Sunnah Nabi saw. Justeru, ia menyalahi akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah yang percaya semua sahabat adalah adil.
Jawapan 8
8. Kekafiran majoriti para sahabat selepas kewafatan Nabi saw sengaja disembunyikan oleh para ulama Ahli Sunnah Wal-Jamaah dan Wahabi di Nusantara. Mereka meninggalkan penerjemahan bab al- Haudh dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim ke dalam bahasa ibunda. Justeru, umat Islam di Nusantara tidak mengetahuinya, lalu mereka menuduh Syiah mengkafirkan para sahabat Nabi saw pula. Pada hakikatnya, Nabi saw sendiri yang telah mengkafirkan majoriti para sahabatnya kerana mereka telah menguban Sunnahnya menurut Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.
Jawapan 9
9. Sila lihat, renungan 92. "Pengubahan al-Qur'an (Tahrif al-Qur'an) dalam buku-buku Sunni, Pengubahan Sunnah Rasulullah saw, penghinaan terhadap Rasulullah saw oleh para sahabat dan kekafiran majoriti para sahabat oleh Rasulullah saw sendiri" sila layari: al-mawaddah. info